Salah seorang demonstran, Erika Atson yang berkulit hitam mengaku geram dengan tindakan pada George Loyd.
Dia menyamakannya dengan insiden yang dialami dua kakak laki-lakinya saat dituduh polisi membawa senjata di usia 14 dan 11 tahun.
Dia mengaku akan membela Floyd dan khawatir membesarkan anak-anak yang mungkin rentan dengan tindakan anarkis polisi kulit putih.
"Kami tidak ingin berada di sini berperang melawan siapa pun. Kami tidak ingin ada yang terluka. Kami tidak ingin menyebabkan kerusakan," kata Atson.
"Kami hanya ingin petugas kepolisian dimintai pertanggungjawaban," tambahnya.
Baca: Remaja Perekam Detik-detik Kematian George Floyd yang Meninggal Diinjak Polisi Merasa Trauma
Baca: Siapa George Floyd yang Tewas Diinjak Polisi? Sosok Penyayang hingga Tagar BlackLivesMatter Trending
Pada Kamis (28/5/2020) pagi waktu Minneapolis, terlihat asap yang mengepul dari gedung-gedung yang terbakar di Longfellow.
Dari pusat perbelanjaan hingga kantor polisi berusaha dirusak massa yang marah.
Protes juga menyebar ke kota-kota AS lainnya.
Di California, ratusan orang yang memprotes kematian Floyd memblokir jalan bebas hambatan Los Angeles dan memecahkan jendela-jendela di California Highway Patrol.
Polisi Memphis memblokir jalan utama setelah sekelompok pengunjuk rasa anti-rasis ini berkumpul di luar kantor polisi.
Nahasnya di tengah-tengah kerusuhan ini, seorang pria ditemukan mati tertembak pada Rabu (27/5/2020) malam waktu setempat di Minneapolis.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)