TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Putri Wali Kota New York ikut ditangkap bersama hampir 790 orang yang ikut dalam unjuk rasa protes kematian George Floyd di Amerika Serikat (AS).
Sumber kepolisian mengungkapkan keoada The Associated Press (AP), Chiara de Blasio (25) putri Bill de Blasio ditangkap, Sabtu (30/5/2020) malam.
Chiara ditangkap karena menolak untuk meninggalkan jalan Manhattan saat diminta polisi.
Saat ditangkap, Chiara tidak memberitahu polisi soal dirinya adalah anak Wali Kota New York.
Saat ditanya alamat rumah, Chiara memberi tahu alamat kediaman ayahnya di Upper East Side.
Baca: Michael Jordan Dukung Protes Anti-Rasisme, Buntut Kematian George Floyd oleh Polisi Minneapolis
Chiara de Blasio, yang berkulit hitam, kemudian dibebaskan, meskipun tetap harus hadir dalam persidangan atas dakwaan tindak pidana ringan.
Bagi warga kota New York, Chiara dikenal aktivis dan juga seniman.
Dia aktif dalam kegiataan kemanusiaan.
Masih belum ada tanggapan dari Walikota Bill de Blasio, terkait penangkapan putrinya.
Juru Bicara Wali Kota juga tidak berkomentar mengenai hal itu.
Ribuan orang turun dalam unjuk rasa menuntut keadilan untuk George Floyd di New York, Sabtu (30/5/2020) malam waktu setempat.
Unjuk rasa damai berubah menjadi kerusuhan.
Baca: Di Tengah Demontrasi Bela Floyd, Penjarahan Merajalela di Pusat Kota Washington
Aksi pembakaran terjadi, jendela gedung dan perkantoran pecah dan bentrokan antara demonstran dan personil polisi terjadi.
Unjuk rasa yang dimulai dengan pawai damai melalui Harlem dan area di Bronx, Brooklyn dan Queens berubah menjadi kekacauan ketika malam tiba.
Demonstran menghancurkan jendela, melemparkan benda-benda ke arah petugas polisi, kendaraan polisi dihancurkan dan dibakar, serta jalan dipenuhi sampah dan rongsokan.
Jendela di sejumlah toko di Manhattan rusak dan merchandise yang ada di dalamnya ikut dicuri.
Petugas menyemprotkan gas air mata ke kerumunan massa.
Tayangan video menunjukkan dua mobil polisi anti huru-hara merangsek masuk ke kerumunan demonstran di jalan Brooklyn.
Kejadian ini terjadi saat demonstran menyerang petugas dengan benda yang dilemparkan, termasuk sesuatu yang terbakar.
Baca: Beredar Kabar Donald Trump Diamankan ke Bunker Bawah Tanah Selama Protes George Floyd, Faktanya?
Tidak jelas apakah ada yang terluka atau tidak.
Ini adalah hari ketiga aksi protes di kota New York atas pembunuhan George Floyd oleh seorang personil polisi di Minnesota.
Gelombang massa ini tumpah ruah ke jalan setelah sebagian besar warga New York menghabiskan dua bulan terakhir di dalam pembatasan ketika virus corona menyerang kota.
Malam sebelumnya, ribuan orang berhadapan dengan pasukan polisi di jalanan sekitar arena olahraga Brooklyn.
120 orang ditangkap
NYPD mengatakan setidaknya 120 orang ditangkap dan 15 kendaraan polisi rusak atau hancur.
Wali Kota New York Bill de Blasio, seorang politikus Demokrat, menuding kerusuhan terjadi karena ulah sejumlah kecil agitator yang "tidak mewakili kota ini" dan sengaja berusaha untuk menghasut agar terjadi kekerasan terhadap polisi.
"Kami menghargai dan menghormati semua aksi unjuk rasa damai, tapi sekarang saatnya bagi warga untuk pulang," ujar de Blasio kepada wartawan, di luar antor Pusat Manajemen Darurat pukul 23:30 waktu setempat.
"Apa yang kita lihat adalah orang yang datang dari luar," lanjut de Blasio kepada Stasiun TV NY1.
Di tempat lain, Walikota di Rochester menyatakan keadaan darurat dan jam malam diberlakukan pada pukul 21.00, setelah demonstran menghancurkan mobil polisi.
Baca: Demo Kematian George Floyd, Donald Trump Akan Masukkan Kelompok Antifa sebagai Teroris
Aksi unjuk rasa menuntut keadilan atas kematian George Floyd berbuntut kerusuhan hingga aksi penjarahan di toko terjadi di Beverly Hills, Sabtu (30/5/2020) waktu setempat.
Media lokal melaporkan, penjarahan terjadi di toko pakaian Alexander McQueen dan toko lainnya di jalan Rodeo.
Pemilik toko di Beverly Hills mengambil langkah antisipasi menutup toko milik mereka untuk mencegah merambahnya aksi penjarahan.
Selain itu tiga kendaraan polisi dan beberapa insiden vandalisme juga terjadi dalam unjuk rasa tersebut.
Polisi menggunakan gas air mata untuk membubarkan massa aksi yang berjumlah 200- 300 orang di Rodeo dan Santa Monica Boulevard sekitar pukul 20.00 waktu setempat.
"Lebih dari 2.000 warga datang ke Beverly Hills sebagai bagian dari serangkaian aksi unjuk rasa nasional," ujar Keith Sterling, manajer informasi publik kota, kepada City News Service.
Para demonstran melakukan aksi di tiga blok jalan tempat pusat perbelanjaan, di jalan Rodeo sekitar pukul 15:15 atau 15:30.
Baca: Buntut Tewasnya George Floyd, Kerusuhan di AS Masih Terjadi, Mobil Polisi Dibakar hingga Penjarahan
Mereka menyerukan protes dan suara keadilan atas kematian Floyd dan warga kulit hitam.
Banyak demonstran mengabaikan rekomendasi social-distancing.
Otoritas Kota mengumumkan sekitar pukul 14.00, Rodeo ditutup untuk kendaraan dan pejalan kaki.
Sterling menggambarkan vandalisme terjadi ketika bangunan disemprot dan dilukis dan beberapa jendela pecah.
"Sementara kita masih menghitung jumlah kerugian dari kerusakan yang terjadi, kita sangat sedih aksi vandalisme terjadi di kota kita hari ini," kata Walikota Les Friedman.
"Kami akan bekerja untuk mendukung bisnis kami bergerak maju dalam waktu yang sudah sulit," jelasnya.
Alexander McQueen, toko pakaian yang dijarah oleh sejumlah orang bertopeng sekitar pukul 18:20.
Ada juga upaya untuk menjarah Toko Gucci.
Dalam menjaga para pengunjuk rasa, beberapa anggota polisi mengalami cedera ringan," Friedman mengatakan kepada NBC4. (AP/Daily News/AFP/Reuters/Washington Post, New York Post)