TRIBUNNEWS.COM - Demo membela George Floyd di berbagai wilayah di Amerika Serikat banyak yang berlangsung ricuh disertai dengan kekerasan hingga penjarahan.
Joe, seorang pemilik toko minuman keras di Santa Monica, California, sampai harus mengamankan bisnisnya dengan senapan militer AR-15 atau M16.
Senapan tersebut adalah jenis senjata api semi-otomatis yang memang dipasarkan untuk warga sipil.
Awalnya, senapan tersebut digunakan Angkatan Darat AS saat berperang di Vietnam.
Dikutip Tribunnews.com dari foxnews.com, Joe dan teman-temannya berjaga di depan toko minuman sambil membawa senapan itu.
Hal itu ia lakukan agar membuat penjarah mengurungkan niat mereka untuk menjarah toko minumannya.
Joe juga mengaku ingin melindungi para pelanggannya lantaran keadaan begitu berbahaya.
Baca: Di Tengah Demo Ricuh Bela George Floyd, Donald Trump Melenggang ke Gereja yang Sempat Terbakar
Baca: Autopsi Independen Ungkap Kematian George Floyd Karena Tak Bisa Bernapas
"Ini adalah hal baik karena aku, teman-temanku, dan para pelanggan bisa terlindungi, situasi cukup mengerikan," ujar Joe.
Tak hanya mengamankan bisnisnya sendiri, Joe dan teman-temannya juga mengamankan bisnis yang berada di sekitarnya agar tak dijarah.
Diketahui, Santa Monica termasuk kota dengan situasi berbahaya di tengah gelombang protes membela George Floyd.
Penjarahan di Santa Monica termasuk paling banyak dan paling rusuh.
Bahkan, demi mengamankan situasi, pihak berwenang meminta pertokoan harus sudah tutup pada pukul 13.00.
Sedangkan segala aktivitas di luar dibatasi hanya sampai pukul 16.00.
Baca: Pengacara George Floyd Sebut Derek Chauvin Lakukan Pembunuhan Berencana karena Saling Kenal
Baca: Floyd Mayweather akan Bayar Pemakaman George Floyd sebagai Tanda Dukungan
Trump Dikecam di Tengah Kerusuhan