TRIBUNNEWS.COM - Gubernur wilayah Lviv, Maxim Kozytsky, mengonfirmasi bahwa tentara Rusia melakukan serangan terhadap infrastruktur energi di wilayahnya.
Pernyataan tersebut, disampaikan melalui aplikasi Telegram pada hari Kamis (28/11/2024).
Kementerian Pertahanan Rusia mengungkapkan, sistem pertahanan udara mereka berhasil menghancurkan 25 drone yang diluncurkan oleh Ukraina.
Dikutip dari Asharq Al-Awsat, informasi ini dilaporkan oleh Reuters.
Gubernur Wilayah Krasnodar, Veniamin Kondratiev, melaporkan bahwa wilayahnya menjadi sasaran serangan drone besar-besaran pada malam hari.
Ia menambahkan bahwa seorang warga sipil mengalami luka-luka akibat serangan tersebut.
Sebuah klip video yang beredar di saluran Telegram terkait Rusia menunjukkan sebuah obyek yang menabrak bangunan di kota Slavyansk, diikuti oleh ledakan besar dan api yang menyala.
Laporan Reuters menyatakan, mereka tidak dapat memverifikasi keaslian klip tersebut.
Serangan ini merupakan bagian dari eskalasi ketegangan antara Rusia dan Ukraina, yang terus berlanjut dengan dampak signifikan terhadap infrastruktur energi di wilayah-wilayah yang terkena dampak.
Dikutip dari The Guardian, sebelumnya, pasukan Ukraina melakukan serangan rudal dan pesawat nirawak terhadap Sevastopol di Krimea yang diduduki pada hari Rabu (27/11/2024).
Baca juga: Putin Sebut Oreshnik Meluncur Seperti Meteor, Ini Target Selanjutnya di Ukraina
Eskalasi tersebut, menargetkan lapangan udara militer Belbek dan sebuah sekolah angkatan laut, menurut sumber-sumber Rusia dan Krimea yang dikutip oleh Institut Studi Perang.
Serangan itu dilaporkan menggunakan rudal jelajah Neptune buatan dalam negeri Ukraina, rudal S200 gaya Soviet, rudal Storm Shadow yang disediakan barat, 40 pesawat nirawak serang, dan rudal balistik yang tidak disebutkan namanya.
Dalam perkembangan lain, pemerintah Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden sedang mempersiapkan paket senjata mendesak lainnya untuk Ukraina, kali ini senilai $725 juta,
Dua pejabat AS mengatakan pada Rabu (27/11/2024), kalau paket itu diprediksi akan mencakup ranjau darat, drone, rudal anti-udara Stinger, dan amunisi Himars, termasuk roket GMLRS dengan hulu ledak cluster.
"Pemberitahuan resmi kepada Kongres tentang paket senjata tersebut dapat datang paling cepat pada hari Senin,"kata seorang pejabat.
Itu jauh lebih banyak daripada penggunaan wewenang penarikan presiden (PDA) baru-baru ini oleh presiden AS, yang memungkinkannya menggunakan stok senjata untuk membantu sekutu dalam keadaan darurat.
Pengumuman PDA baru-baru ini, biasanya berkisar antara $125 juta hingga $250 juta.
Biden diperkirakan, memiliki $4 miliar hingga $5 miliar dalam PDA yang telah disahkan oleh Kongres yang dapat ia gunakan sebelum Donald Trump mengambil alih pada tanggal 20 Januari.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)