Dikutip Tribunnews.com dari foxnews.com, pengacara daerah setempat, Donald Kleine menyebut penambakan yang dilakukan Gardner bukan merupakan kesengajaan.
Penembakan yang menewaskan James Scurlock itu dinilai sebagai aksi bela diri karena kondisi yang mendesak.
Keputusan ini diungkapkan oleh Kleine dalam keterangan persnya akhir Mei 2020.
Dalam keterangannya, Kleine menunjukkan video detik-detik penembakan yang dilakukan Gardner kepada Scurlock.
Dalam video itu, tampak Gardner berada di luar bar miliknya dan cekcok dengan sekelompok pendemo.
Gardner mundur untuk menghindari pertikaian itu hingga ia tak bisa bergerak.
Cekcok tetap berlanjut antara Gardner dan Scurlock hingga pemilik bar itu menembak Scurlock hingga tewas.
Gardner sempat ditahan di markas besar polisi di Omaha pada Sabtu (30/5/2020) malam dan bebas pada Minggu (31/5/2020) malam.
Pihak berwenang pun menyadari dengan Gardner yang tidak dihukum, maka akan memancing aksi protes semakin parah di daerah itu.
Maka dari itu, pihak berwenang memberlakukan jam tutup usaha lebih awal untuk menghindari kerusuhan.
Baca: Di Tengah Demo Ricuh Bela George Floyd, Donald Trump Melenggang ke Gereja yang Sempat Terbakar
Baca: George Floyd Tewas di Tangan Polisi, 3 Data Ini Tunjukkan Bagaimana Hukum AS Perlakukan Kulit Hitam
Pemilik Toko Minuman Gunakan Senapan Militer
Joe, seorang pemilik toko minuman keras di Santa Monica, California, sampai harus mengamankan bisnisnya dengan senapan militer AR-15 atau M16 karena kericuhan dalam demo.
Senapan tersebut adalah jenis senjata api semi-otomatis yang memang dipasarkan untuk warga sipil.
Awalnya, senapan tersebut digunakan Angkatan Darat AS saat berperang di Vietnam.