News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Rusuh di Amerika Serikat

Perhitungan AP: 10 Ribu Lebih Orang Ditangkap dalam Aksi Unjuk Rasa di AS

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Polisi bentrok dengan demonstran saat warga melakukan aksi unjuk rasa atas kematian George Floyd, di taman dekat Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat, Minggu (31/5/2020) waktu setempat. Meninggalnya George Floyd, seorang pria keturunan Afrika-Amerika, saat ditangkap oleh polisi di Minneapolis beberapa waktu lalu memicu gelombang aksi unjuk rasa dan kerusuhan di kota-kota besar di hampir seantero Amerika Serikat. AFP/Roberto Schmidt

TRIBUNNEWS.COM, PHOENIX - Lebih dari 10 ribu orang ditangkap dalam aksi unjuk rasa di Amerika Serikat (AS) mengutuk rasisme dan kebrutalan polisi setelah kematian warga kulit hitam George Floyd.

Demikian dilaporkan Associated Press jumlah orang yang ditangkap di seluruh AS, hingga Kamis (4/6/2020).

Terbanyak di Los Angeles, diikuti New York, Dallas dan Philadelphia. Di Los Angeles, tercatat seperempat dari total pengunjuk rasa ditangkap.

Banyak dari mereka ditangkap atas pelanggaran tingkat rendah, seperti melanggar jam malam dan menolak untuk membubarkan diri.

Ratusan orang ditangkap atas tuduhan perampokan dan penjarahan.

Baca: Mantan Menhan AS: Trump Coba Pecah-Belah Amerika

Gubernur Minnesota menyebut 80 persen dari peserta dalam demonstrasi itu berasal dari luar.

Di ibukota negara, sebanyak 86 persen dari 400 orang lebih yang ditahan pada Rabu (3/6/2020) sore waktu setempat berasal dari Washington, D.C., Maryland dan Virginia.

Tidak diketahui berapa banyak orang yang ditangkap itu ditahan di tengah wabah virus corona (Covid-19).

Seorang demonstran terlihat emosional ketika melihat seorang polisi berlutut saat ratusan pengunjuk rasa melakukan aksi demo atas kematian George Floyd, di jalan dekat Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat, Minggu (31/5/2020) waktu setempat. Meninggalnya George Floyd, seorang pria keturunan Afrika-Amerika, saat ditangkap oleh polisi di Minneapolis beberapa waktu lalu memicu gelombang aksi unjuk rasa dan kerusuhan di kota-kota besar di hampir seantero Amerika Serikat. AFP/Roberto Schmidt (AFP/Roberto Schmidt)

Di Los Angeles, kampanye penggalangan dana online telah mengumpulkan 2 juta dolar AS untuk membantu lebih dari 3.000 orang yang ditahan dalam demonstrasi sejak Floyd meninggal pada 25 Mei di Minneapolis.

Kath Rogers, Direktur Eksekutif dari kantor pegacara Nasional Gulid di Los Angeles mengaku terkejut melihat sejumlah besar orang ditangkap di kota itu.

Dia mengatakan beberapa orang telah iktu ditangkap karena mereka berada di tempat yang salah, dan pada waktu yang salah, seperti seorang wanita yang hanya pergi untuk berjalan-jalan malam dan bukan bagian dari massa aksi.

Atau seorang pemuda yang sedang mengambil gambar dari aksi penjarahan dengan telepon genggamnya dan kemudian ditangkap karena kasus penjarahan.

"Saya sudah di sini selama dua tahun dan kami ikut dalam ratusan aksi demonstrasi, tapi belum pernah melihat peluru karet terbang seperti ini, gas air mata digunakan dengan cara seperti ini," katanya.

Kepolisian Los Angeles mengatakan kepada Komisi polisi kota, sekitar 2.500 orang yang ditangkap karena mereka menolak untuk membubarkan diri.

"Sisanya adalah untuk kasus kejahatan termasuk perampokan, penjarahan, serangan terhadap polisi dan kekerasan lainnya," kata polisi setempat.

Satu-satunya kota AS lainnya dengan jumlah penangkapan yang menyerupai Los Angeles ' adalah di New York, dengan sekitar 2.000 orang, menurut penghitungan AP.(AP)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini