TRIBUNNEWS.COM - Presiden Rusia, Vladimir Putin, menyatakan keadaan darurat untuk Kota Norilsk di Siberia pada Kamis (4/6/2020) lalu setelah insiden kebocoran solar di sungai.
Pakar lingkungan menilai ini merupakan salah satu insiden terburuk yang terjadi di Kutub Utara.
Kecelakaan ini terjadi pekan lalu, ketika tangki bahan bakar cadangan dari pembangkit listrik tenaga panas bocor dan menumpahkan lebih dari 20.000 ton solar pada Jumat silam.
Dikutip dari CBS News, sungai-sungai yang tercemar langsung berubah warna menjadi kemerahan.
Namun, baru beberapa hari setelahnya, insiden ini mendapat perhatian dari pemerintah federal.
Perusahaan induk sekaligus raksasa logam, Norilsk Nickel, mengatakan kebocoran terjadi karena pencairan lapisan es.
Sehingga tiang-tiang penyangga tangki tenggelam ke dalam aliran sungai di bawahnya.
Pada konferensi pers Rabu (3/6/2020), Putin mengritik perusahaan ini karena gagal melaporkan dan bereaksi cepat atas insiden ini.
Gubernur Krasnoyarsk yang mencakup Norilsk mengatakan kepada presiden dia baru mengetahui insiden ini dua hari kemudian.
Gubernur bahkan mengaku tahu kejadian tersebut dari beberapa postingan di media sosial.
Norilsk Nickel mengatakan insiden ini sudah dilaporkan secara tepat waktu ke layanan darurat.
Pihaknya juga menegaskan salinan laporan telah dikirim ke lembaga penegak hukum.
Sementara itu, Komite Investigasi melaporkan tiga penyelidikan dugaan tindak pidana telah dibuka menyoal pencemaran besar-besaran ini.
Diduga kuat ada pelanggaran peraturan keselamatan lingkungan.