"Karena kesenjangan rasial ini telah lama menentukan sistem peradilan pidana kita," tegas perwakilan dari organisasi itu.
Baca: Rusuh di AS: Lebih dari 10.000 Orang Ditangkap saat Protes Pembunuhan George Floyd
Baca: Donald Trump Makin Pusing dengan Aksi Rusuh Rakyatnya, Berlakukan Jam Malam di Berbagai Kota
Menanggapi keputusan Dewan Kota, Ketua Komite Keselamatan Publik, Alondra Cano mengatakan bahwa janji tersebut memberikan sinyal yang kuat dan jelas tentang ke mana arah dari pembahasan ini.
Pada rapat umum yang digelar selama akhir pekan kemarin, Wali Kota Minneapolis Jacob Frey mengatakan bahwa dirinya tidak mendukung keputusan untuk membubarkan Departemen Kepolisian.
Pernyataan Frey itu pun langsung menuai kecaman dari para pengunjuk rasa yang akhirnya mempermalukannya saat keluar dari rapat umum.
Perlu diketahui, meskipun Dewan Kota yang mengendalikan anggaran, namun Frey dapat memveto keputusan Dewan.
Baca: Demo Bela George Floyd di Yunani Rusuh, Demonstran Lempar Bom Molotov ke Arah Polisi
Kendati demikian, para anggota Dewan Kota mengklaim bahwa mereka memiliki cukup suara untuk tidak mempedulikan pernyataan Frey.
Sebelumnya, Minneapolis menjadi titik awal dimulainya aksi protes anti kebrutalan polisi yang meluas hingga ke 50 wilayah di AS dan sebagian diantaranya merupakan kota besar.
Bahkan aksi protes ini juga menyebar ke negara lainnya, setelah seorang laki-laki kulit hitam bernama George Floyd tewas dalam aksi penganiayaan berujung pembunuhan oleh petugas polisi kulit putih.
Setelah kematian Floyd yang memicu aksi protes besar-besaran, polisi bernama Derek Chauvin dan tiga rekan kulit putih lainnya yang terlibat dalam aksi itu pun dipecat dan dihukum.