Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Sejumlah besar pemilik tempat hiburan dan klub malam di Tokyo Jepang mengaku kebingungan dengan kondisi saat ini dimana mereka kesulitan untuk mendapatkan penghasilan di tengah pandemi Covid-19.
"Bagaimana tidak bingung mas, kita maju salah, diam salah, apalagi mundur," kata Mochizuki, seorang mami dari klub Le Jardin saat Tribunnews berkunjung ke sebuah klub malam yang ada di Ginza Tokyo, Senin (8/6/2020).
"Kita semua serba salah. Sudah menyiapkan diri antisipasi menghadapi corona, tetap saja tamu tidak datang karena ketakutan terinfeksi. Kalau tidak operasi tiap malam bagaimana penghasilan, bagaimana kehidupan kita?" lanjutnya.
Sementara mereka sempat tidak beroperasi meski pada akhirnya tak ada penghasilan.
Apalagi kalau klub malam ditutup, mereka akan kesulitan untuk membayar uang sewa ganti rugi, bayar gaji para hostes dan sebagainya yang membutuhkan dana besar.
"Padahal sekarang kita tak punya uang karena istirahat tiga bulan lalu," ujarnya.
Semua tamu yang datang ke klub malam di Ginza melakukan antisipasi menghadapi pandemi Covid-19.
Baca: Berat Badan Ali Ngabalin Turun 14 Kg, Beberkan Tips Hidup Sehat di Tengah Pandemi Corona
Tamu yang datang sudah diukur suhu badannya, kalau suhu badannya tinggi maka akan ditolak masuk.
"Tapi kalau langganan kita apalagi orang kaya, apa tega kita tolak masuk? Uang kehidupan kita bagaimana kalau tamu dilarang masuk padahal kaya raya?" katanya.
Ketua Asosiasi Hiburan Malam Jepang, Koga juga telah menyampaikan bahwa semua tempat hiburan malam harus menjaga diri dengan antisipasi berbagai hal seperti pengukuran suhu tubuh, menggunakan masker, disinfektan, duduk berjauhan dan sebagainya.
"Tentu sebaiknya semua staf klub malam melakukan tes PCR sehingga mengetahui dengan pasti siapa yang positif dan siapa yang negatif," tambah Koga.
Sementara itu Yuichi Hoshi, Ketua Asosiasi Minuman Sosial Ginza mengungkapkan kerugian setiap klub malam di Ginza diperkirakan sekitar 20 juta yen per bulan.
"Bila toko atau klub malam di Ginza tutup terus, sedikitnya 20 juta yen merugi per bulan dan berlanjut terus akan mencapai ratusan juta yen dalam setengah tahun ini," kata Hoshi.