News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pertama Kalinya dalam Sejarah, Kepala Angkatan Udara AS Dijabat Pria Afrika-Amerika

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Angkatan Udara AS Dijabat Pria Kulit Hitam, Pertama dalam Sejarah Militer Negeri Paman Sam

TRIBUNNEWS.COM - Pada Selasa (9/6/2020) senat mengonfirmasi bahwa seorang pria Afrika-Amerika menjabat sebagai Kepala Dinas Militer AS.

Pengangkatan seorang pria kulit hitam sebagai kepala militer menandai momen momen bersejarah di Amerika Serikat.

Dikutip dari CNN, ini adalah kali pertamanya komunitas kulit berwarna masuk ke dalam petinggi militer AS. 

Wakil Presiden, Mike Pence memimpin pemungutan suara untuk menetapkan kepala Angkatan Udara yang baru.

Pemungutan suara berakhir di angka 0-98 dengan Jenderal Charles Q. Brown Jr. resmi terpilih menjadi kepala staf Angkatan Udara.

Pemungutan suaran ini dilatarbelakangi krisis rasial yang sedang memanas di Negeri Paman Sam.

Gas air mata mengepul di antara demonstran dengan polisi saat aksi unjuk rasa atas kematian George Floyd, di luar lingkungan Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat, Minggu (31/5/2020) waktu setempat. Meninggalnya George Floyd, seorang pria keturunan Afrika-Amerika, saat ditangkap oleh polisi di Minneapolis beberapa waktu lalu memicu gelombang aksi unjuk rasa dan kerusuhan di kota-kota besar di hampir seantero Amerika Serikat. AFP/Samuel Corum (AFP/Samuel Corum)

Baca: AS Merapat Ke Taiwan, China Pamer Kekuatan Terhadap Wilayah yang Diklaim Sebagai Teritorinya

Baca: Jet tempur China Dekati Taiwan usai Pesawat Militer AS Melintas

Di mana saat ini masyarakat merasa kecewa dan dipenuhi amarah serta kesedihan kepada polisi atas kematian George Floyd dan orang Afrika-Amerika lainnya.

Beberapa hari sebelum pemungutan suara konfirmasi, Brown merilis sebuah video yang menyentuh.

Dengan emosional Brown mengatakan bahwa banyak orang Afrika-Amerika yang bernasib sama dengan George Floyd.

"Saya sedang memikirkan sejarah masalah rasial dan pengalaman saya sendiri yang tidak selalu menyanyikan kebebasan," katanya dalam video yang diposting di Twitter.

Dia bercerita tentang pengalamannya menjadi satu-satunya orang Afrika-Amerika di sekolahnya dan kerap menjadi satu-satunya orang kulit hitam di pletonnya.

"Saya sedang berpikir tentang mengenakan jas terbang yang sama dengan sayap yang sama di dada saya dengan rekan-rekan saya dan kemudian diinterogasi oleh anggota militer lain,'Apakah Anda seorang pilot?'," katanya.

"Saya berpikir tentang tekanan yang saya rasakan untuk melakukan kesalahan-bebas, terutama untuk pengawas yang saya anggap kurang dari saya sebagai orang Afrika-Amerika."

"Saya berpikir tentang harus mewakili dengan bekerja dua kali lebih keras untuk membuktikan harapan dan persepsi mereka. Afrika Amerika tidak valid," terang Brown.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini