Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Aksi protes atas kematian warga keturunan Afrika-Amerika, George Floyd di Minneapolis, Minnesota, berujjung kerusuhan yang menyebar di seluruh kota di Amerika Serikat.
Para perusuh dalam aksi itu juga terlibat bentrokan dengan petugas, menghancurkan dan membakar kendaraan polisi, bahkan melakukan penjarahan.
Baca: 8 Jenderal Disebut-sebut Calon Kapolri Pengganti Idham Azis, Ada Geng Solo dan Eks Ajudan SBY
Melihat aksi brutal para perusuh tersebut, para detektif di New York City (NYC) pun siap menuntut mereka yang menyerang petugas di tengah aksi protes George Floyd di kota itu.
Seperti yang disampaikan Presiden Asosiasi Detektif negara itu, Paul Di Giacomo.
"Jika kalian menyerang Detektif di Kota New York, tidak ada konsekuensi dari sistem peradilan pidana, dan kami harus memilih cara lain untuk melindungi detektif kami," kata Di Giacomo.
Ia menggambarkan situasi saat ini sebagai hal yang 'menyayat hati'.
Karena di satu sisi, para petugas tengah melakukan pekerjaan mereka untuk melindungi warga di tengah kerusuhan yang sedang berlangsung.
Namun di sisi lainnya, ada penjahat yang melakukan aksi penyerangan, menjarah, dan menjadikan polisi maupun orang yang tidak bersalah sebagai korban.
"Para perusuh itu melempar batu, berteriak, dan menyerang detektif yang bertugas. Kami akan mengirim pesan ke divisi yang menangani tindak kriminal, kalian tidak akan lolos," tegas Di Giacomo.
Dikutip dari laman Sputnik News, Kamis (11/6/2020), para aktivis sebelumnya telah menyerukan agar dilakukannya 'penggembosan' terhadap seluruh Departemen Kepolisian AS.
Ide ini pun langsung ditolak oleh Presiden AS Donald Trump.
Namun hal itu didukung oleh beberapa Gubernur dari Partai Demokrat, termasuk Gubernur New York dan Wali Kota Minneapolis.
Baca: Menolak Perintah Terjunkan Tentara Redam Demo George Floyd, Menhan AS Terancam Dipecat
Trump mengatakan bahwa ia tetap mempertahankan keberadaan polisi yang akan menetapkan hukum dan ketertiban di negara itu.
Menurut laporan New York Police Department (NYPD), total lebih dari 350 polisi telah terluka sejak dimulainya aksi protes pada akhir Mei lalu.