TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menuduh lansia pendukung George Floyd, Martin Gugino, merekayasa adegan jatuhnya saat berdemo.
Namun, pengacara Gugino menyebut kliennya kini mengalami cedera otak akibat kepala terbentur trotoar.
Diketahui, Gugino adalah pria kulit putih 75 tahun yang sempat didorong oleh polisi saat demo di Buffalo, New York, Kamis (4/6/2020).
Gugino pun jatuh ke belakang hingga kepalanya terbentur bagian jalan hingga berdarah dan harus dilarikan ke rumah sakit.
Pengacara Gugino, Kelly Zarcone, menyebut cedera otak yang dialami kliennya mengharuskannya untuk menjalani terapi.
"Betapa memilukan, otaknya cedera dan dia merasakan hal itu," ujar Zarcone, dikutip Tribunnews.com dari foxnews.com.
Baca: Trump Tuduh Lansia Pendukung George Floyd yang Didorong Polisi hingga Terbentur Jalan sebagai Antifa
Baca: Polisi Dorong Pria Lansia Kulit Putih Pendukung George Floyd, Jatuh hingga Kepala Terbentur Trotoar
Zarcone menyebut Gugino memiliki semangat untuk sembuh karena dukungan dari orang-orang di seluruh dunia.
"Dia merasa semangat dan terdorong (untuk sembuh) kaena dukungan yang dia terima dari banyak orang di seluruh dunia," ungkap Zarcone.
"Ini sangat membantu. Dia berharap bisa segera sembuh hingga bisa menentukan kehidupan 'new normal' apa yang harus ia jalani," sambungnya.
Tuduhan Trump
Dikutip Tribunnews.com melalui akun Twitter @realDonaldTrump, sang presiden menyebut bisa saja Gugino adalah provokator dari Antifa.
Seperti diketahui, Trump menyebut organisasi antifasisme Antifa sebagai teroris yang menjadi dalang kerusuhan demo bela George Floyd.
Trump meyakini bahwa Gugino berniat untuk mengacau dengan cara mengganggu alat komunikasi milik para polisi.
Presiden juga menyebut kantor berita One America News dan mengklaim bahwa adegan Gugino jatuh terkesan dibuat-buat.
Baca: Wacana Polisi AS Dibubarkan, Istri Wali Kota New York Anggap Mustahil hingga Hidup Bak di Surga
Baca: Bayar Uang Jaminan Rp 10,6 Miliar, Seorang Polisi yang Terlibat Pembunuhan George Floyd Bebas