TRIBUNNEWS.COM - Serbuan kasus virus corona yang tidak diketahui asalnya melanda Beijing pada akhir pekan ini.
Hal itu membuat kasus-kasus baru di negara itu memasuki level tertinggi selama dua bulan terakhir.
Wabah baru di ibu kota negara itu benar-benar mengejutkan.
Pasalnya pada Mei lalu, Presiden Xi Jinping sempat memuji upaya negaranya untuk menekan gelombang epidemi lagi.
Ben Cowling, profesor dan kepala epidemiologi dan biostatistik di sekolah kesehatan masyarakat Universitas Hong Kong, mengatakan ia percaya, ini adalah awal dari gelombang kedua Covid-19 di ibukota.
"Saya pikir pasti ada lebih banyak infeksi di Beijing yang belum terdeteksi," kata Cowling, dikutip Tribunnews dari SCMP.
Baca: Talenan dan Ikan Salmon Penyebab Kasus Baru Corona di Beijing?
Beijing melaporkan 36 kasus Covid-19 transimisi lokal baru dalam 24 jam hingga tengah malam pada Sabtu (13/6/2020).
Adapun bertambah delapan kasus lainnya hingga Minggu (14/6/2020) pukul 07.00 WIB.
Pada Minggu (14/6/2020) malam kemarin, juru bicara pemerintah kota setempat mengaku semua kasus tersebut berkaitan dengan pasar makanan grosir terbesar di kota Beijing.
Wabah tersebut tampaknya bermula di pasar Xinfadi di daerah Fengtai, meskipun penyebabnya belum bisa dipastikan.
Wabah ini juga mirip dengan dugaan temuan pertama Covid-19 di pasar hewan dan makanan laut di Wuhan, Provinsi Hunan, pada akhir tahun lalu.
Baca: Pasar di Beijing China Mendadak Ditutup Setelah 2 Pekerja Pusat Penelitian Daging Terinfeksi Corona
Para pengamat mengatakan penambahan kasus baru adalah peringatan kewaspadaan yang harus diperketat di seluruh negeri.
Itu diperlukan untuk mencegah infeksi lebih lanjut hingga menyebabkan gelombang kedua.
"Jelas seluruh negara mulai mengendur pada langkah-langkah pencegahan," kata Jia Ping, direktur eksekutif Health Governance Initiative.