TRIBUNNEWS.COM - Perselisihan Amerika Serikat (AS) dan China dalam hal ekonomi mulai tajam ketika Donald Trump menjadi presiden.
Kedua negara saling berjibaku membuat langkah ekonomi ditengah hubungan bilateral yang semakin memburuk dengan variabel lain seperti virus Corona hingga persoalan Hong Kong.
Namun, belakangan ini China justru menyambut dengan terbuka bagi kehadiran investor asing di pasar keuangannya, termasuk dari Amerika Serikat.
China mengambil langkah konkret selama akhir pekan ini untuk membuka pasar keuangannya yang bernilai US$ 45 triliun bagi investor asing.
Melansir berita People's Daily, bank sentral China baru-baru ini mengeluarkan lisensi kepada perusahaan kartu kredit asal AS, American Express, untuk beroperasi di China.
Ini merupakan perusahaan kartu kredit asing pertama yang mendapatkan lisensi di negeri tirai bambu tersebut.
Langkah terbaru dari pihak China, yang mengikuti serangkaian langkah-langkah pembukaan baru-baru ini, justru dilakukan pada saat Amerika Serikat dengan Donald Trump-mya secara aktif menindak perusahaan-perusahaan China dan berusaha untuk menutup pintu ke pasar keuangan AS untuk investor China.
Para pejabat dan pakar menyebut, ini merupakan upaya AS untuk menahan laju pertumbuhan ekonomi China, saat hubungan bilateral berada pada titik terendah dalam beberapa dekade.