Membawa bakul berisi air mineral, tiga nasi, kelambu anti nyamuk, powerbank, dan ponsel, siswa ini mempersiapkan semua kebutuhannya sembari menunggu ujian dimulai.
Dia berhasil menyelesaikan beberapa ujian di atas pohon dengan lancar dengan sedikit gangguan dari lebah.
Namun bermalam di atas pohon bukanlah sesuatu yang mudah.
Sebab sepanjang malam Veveonah mengaku tidak bisa tidur nyenyak karena kedinginan dan mendengar suara aneh.
Terlepas dari sejumlah kendala itu, Veveonah tidak mengeluh dengan kondisinya.
Baca: Jadwal Masuk Sekolah dan Prinsip Aturan Kebijakan Pendidikan di Masa Pandemi Covid-19
Baca: Anies Baswedan: DKI Baru Akan Buka Sekolah Setelah Benar-benar Aman, Saat Ini Belum Aman Bagi Anak
Bahkan dia berbagi pengetahuan tentang sumber daya alam yang ada di lingkungan tempatnya tinggal.
Veveonah sehari-hari mengambil getah karet dan bekerja di kebun bersama kedua orang tuanya.
Keluarganya biasa tidur pada pukul 7 malam untuk menghemat lilin.
Ini dikarenakan desa Veveonah belum mendapat akses listrik.
Begitulah cerita Veveonah sembari memakan nasi tanpa lauk yang terbungkus daun sebagai bekalnya seharian itu.
Ada baiknya cerita Veveonah menjadi penyemangat bagi siswa di luar sana agar tidak menyerah dengan keterbatasan.
Apalagi bila dikelilingi fasilitas lengkap seperti internet, ponsel, maupun gadget yang memadahi.
Sebab di saat siswa lain malas dengan dalih virus corona, ada siswa seperti Veveonah yang rela mengambil risiko demi mengenyam pendidikan.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)