TRIBUNNEWS.COM- Di tengah pandemi viruc corona (Covid-19), Malaysia juga harus menghadapi endemi demam berdarah (dengue disease).
Menteri Kesehatan Malaysia, Datuk Seri Dr Adham Baba mengumumkan jika demam berdarah di Malaysia sejak 1 Januari hingga 13 Juni mencapai 50.511 kasus.
Dari jumlah tersebut, 88 orang dinyatakan meninggal dunia.
Dilansir SAYS dari Malay Mail, direktur jenderal kesehatan Dr Noor Hisham Abdullah juga memperingatkan tren demam berdarah di tengah pandemi Covid-19.
Baca: Kabarkan Kondisinya 4 Hari Dirawat di RS karena Demam Berdarah, Suti Karno: Panasnya Naik Turun
Baca: Terserang Demam Berdarah, Ganda Campuran Malaysia Dilarikan ke Rumah Sakit
Dr Noor Hisham mengatakan risiko demam berdarah akan meningkat ketika negara itu membuka lebih banyak sektor bisnis.
Terutama di bawah Perintah Pengendalian Gerakan Pemulihan, karena banyak tempat tidak digunakan selama berbulan-bulan.
Dr Noor juga mendesak masyarakat terutama pemilik bisnis untuk membersihkan tempat-tempat yang disukai oleh nyamuk Aedes Aegypti.
Seperti genangan air yang digunakan sebagai tempat berkembang biaknya.
"Dalam hal ini, masyarakat didesak untuk meningkatkan tingkat kebersihan di daerah masing-masing."
"Terutama tempat-tempat di mana air tergenang seperti kolam dan toilet yang semuanya merupakan tempat potensial nyamuk Aedes berkembang biak," ungkap Dr Noor.
Kementerian Kesehatan merekomendasikan masyarakat untuk membersihkan rumah di dalam maupun di luar ruangan, setiap minggu.
Penyemprotan insektisidadi tempat-tempat yang sudah tidak digunakan sejak awal MCO juga sangat direkomendasikan.
Baca: 45.266 Kasus Demam Berdarah di Indonesia, Angka Kematian Paling Banyak di NTT
Baca: Sakit Demam Berdarah, Soleh Solihun Jalani Rapid Test & Diisolasi, Ikuti Prosedur Pasien Corona
"Pertarungan melawan nyamuk Aedes dan demam berdarah adalah tanggung jawab kami."
"Sama seperti masyarakat telah bekerja sama untuk membendung penyebaran infeksi Covid-19," kata Dr Noor Hisham.