TRIBUNNEWS.COM - Aksi kekerasan menganggu protes damai Black Lives Matter di taman Louisville, Kentucky, AS, Sabtu (27/6/2020).
Seorang pria diduga menembaki kerumunan demonstran dan menewaskan fotografer berusia 27 tahun, Tyler Gerth.
Dikutip Tribunnews dari Washington Post, saat ini penembak diduga berada dalam tahanan polisi.
Pihak berwenang mengatakan, tersangka diidentifikasi sebagai Steven Lopez (23).
Baca: Driver Ojol Jadi Korban Penembakan Anak Buah John Kei di Green Lake City, Begini Kondisi Terbarunya
Baca: Anggota TNI yang Tewas di Tambora Ternyata Tak Alami Penembakan, Diduga Tewas Tertusuk
Polisi mengatakan, Lopez menembak ke kerumunan besar yang berkumpul Sabtu malam.
Menurut surat penangkapan, beberapa tembakan diarahkan polisi ke Lopez dan melukai kakinya.
Lebih lanjut, surat perintah itu juga menyebutkan, Lopez didakwa dengan pembunuhan dan membahayakan tingkat pertama.
Namun, tak jelas apakah Lopez memiliki pengacara.
Diketahui, Kantor Pembela Umum Louisville Metro tak dapat dihubungi untuk dimintai keterangan.
Roberth Schroeder, Kepala Polisi sementara di Louisville mengatakan, Lopez telah ditangkap beberapa kali dalam beberapa pekan terakhir.
Baca: Huru-hara AS: Patung Kontroversional Mantan Wali Kota Philadelphia Frank Rizzo Diturunkan
Baca: Diisi Para Pencatat Sejarah, Webinar TMP Dihadiri Ribuan Peserta dari Indonesia, Belanda hingga AS
Sebelumnya, Lopez sudah diminta para demonstran lain untuk meninggalkan lokasi unjuk rasa karena berperilaku mengganggu.
Korban Tewas Merupakan Fotografer
Lebih lanjut, Wali Kota Louisville, Greg Disher mengidentifikasi korban sebagai Tyler Gerth.
Dalam sebuah pernyataan, keluarga korban mengatakan, Gerth adalah seorang fotografer yang mengambil gambar saat protes berlangsung.
"Kami sangat hancur karena nyawanya diambil dari kami terlalu cepat," ungkap pernyataan keluarga Gerth.
"Tyler sangat baik, berhati lembut dan murah hati," terang pernyataan itu.
"Rasa keadilan inilah yang mendorong Tyler untuk menjadi bagian dari demonstrasi damai yang menganjurkan agar rasisme dihentikan dari sistem masyarakat kita," jelas pernyataan keluarga itu.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)