Obat ini telah dipatenkan Gilead, artinya tidak ada perusahaan obat lain yang boleh membuatnya.
Menurut pernyataan pemerintah AS, harga obat ini sekitar USD 3.200 atau sekitar Rp 46 juta per perawatan dengan enam dosis.
Kesepakatan pembelian remdesivir besar-besaran ini diumumkan karena pandemi corona semakin mewabah di AS.
Ahli penyakit menular top AS, Anthony Fauci mengatakan bahwa AS tidak mengalami kemajuan di tengah wabah ini.
"Kita menuju ke arah yang salah," kata Fauci.
Pekan lalu AS mencatat penambahan infeksi harian sejumlah 40.000.
"Saya tidak akan terkejut jika kita mencapai 100.000 sehari jika ini tidak berbalik," katanya.
"Ini akan sangat mengganggu, saya jamin itu," tambah Fauci, tanpa menjelaskan perkiraannya pada korban jiwa pandemi ini.
Baca: Coba Makanan Indonesia, Eks Pemain Juventus dan AS Roma Terpesona dengan Kerupuk
Baca: Nyawa Dua Remaja di AS Ditembak Gara-Gara Tanya Tinggi Badan, Begini Kejadiannya
AS telah mencatat lebih dari 2,5 juta kasus infeksi Covid-19, terbanyak di dunia.
Worldometers pada Rabu (1/7/2020) mencatat 2.727.996 kasus infeksi.
Adapun kematiannya sejumlah 130.123 dengan pasien sembuh sebanyak 1.143.490.
Bersama dengan kondisi wabah ini, sejumlah negara bagian memutuskan menutup negara kembali setelah beberapa waktu dibuka.
Pada Senin lalu, Gubernur Arizona memerintahkan bar, bioskop, pusat kebugaran, dan taman ditutup selama sebulan hanya beberapa minggu setelah dibuka kembali.
Texas, Florida, dan California, semuanya mengalami peningkatan kasus dan juga menerapkan pembatasan kembali.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)