Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, HAIFA - Perjanjian perdagangan bebas antara Uni Ekonomi Eurasia (EEU) yang dipimpin Rusia dan Israel disebut dapat difinalisasi pada tahun ini.
"Satu masalah penting yang sedang kami tangani adalah zona perdagangan bebas antara Israel dan Uni Ekonomi Eurasia. Saya pikir ada kemungkinan untuk menyelesaikan pembicaraan, menandatangani perjanjian dan mengimplementasikannya pada tahun ini," kata Kuasa Usaha Israel Yacov Livne dalam sebuah wawancara yang disiarkan oleh stasiun televisi Rusia, Rossiya 24 TV pada Jumat kemarin.
Dikutip dari laman Russia Today, Sabtu (4/7/2020), Diplomat Israel ini optimistis perjanjian itu akan memberikan dampak positif bagi hubungan ekonomi bilateral kedua belah pihak.
"Itu juga akan memberikan dorongan penting bagi hubungan ekonomi bilateral kita," jelas Livne.
Baca: Sektor Apa yang Indonesia Siap Tawarkan ke Australia Jelang Perdagangan Bebas?
Baca: AS, Cina, Jerman: 3 Negara Yang Paling Diuntungkan Sistem Perdagangan Bebas
Baca: Amerika Serikat tak sengaja masukkan Wakanda sebagai negara mitra perdagangan bebas
Perlu diketahui, sebuah blok perdagangan telah didirikan pada 2015, EEU didasarkan pada Uni Kepabeanan Rusia, Kazakhstan, dan Belarus, kemudian selanjutnya bergabung pula Armenia dan Kirgistan.
Pada 2016, Vietnam secara resmi menjadi negara non-regional pertama yang bergabung dengan blok tersebut.
Selanjutnya, serikat pekerja dibentuk untuk memastikan pergerakan bebas barang, jasa, modal, dan pekerja di antara negara-negara anggota.
Lebih dari 50 negara serta organisasi internasional, termasuk China, Indonesia, Yordania, Thailand dan beberapa negara di kawasan Amerika Selatan, telah menyatakan minatnya dalam kesepakatan perdagangan bebas dengan EEU.
Vietnam, Singapura dan Serbia pun telah bergabung dengan blok perdagangan.
Sedangkan pembicaraan dengan Mesir, Israel dan Argentina, saat ini sedang berlangsung.