TRIBUNNEWS.COM - Beberapa hari sebelum ditemukan meninggal, Wali Kota Seoul Park Won-soon pada Rabu (8/7/2020) berbicara tentang visi dan misinya pascapandemi.
Dengan semangat, Park berpidato tentang penciptaan lapangan kerja, iklim dunia, hingga kesadaran sosial dalam misinya menciptakan kota Seoul yang inovatif dan aman bagi wanita.
Namun di hari yang sama, mantan sekretarisnya melapor ke polisi dan menuduhnya melakukan pelecehan seksual.
Wanita itu bercerita bahwa Park melakukan kontak fisik yang membuatnya tidak nyaman, dikutip dari New York Times.
Baca: Wali Kota Seoul Diduga Bunuh Diri, Pesan Terakhir via Telfon dan Pakai Baju Serba Hitam saat Pergi
Baca: Wali Kota Seoul Ditemukan Tewas di Gunung Pasca Dituduh Lakukan Pelecehan Seksual
Selain itu wali kota mengirim pesan bernada negatif via Telegram pada larut malam.
Park terancam menjalani pengawasan hukum dan reaksi politik pascatuduhan pelecehan seksual, sebagaimana dilaporkan media lokal.
Keesokan harinya, Park mengabarkan bahwa dia sakit dan membatalkan semua jadwal acara pada Kamis (9/7/2020).
Di lantai dua kediaman resminya, Park menulis sepucuk surat kepada keluarga.
Dalam tulisannya Park meminta agar jenazahnya dikremasi dan menaburkan abunya di sekitar makam kedua orang tua di kampung halamannya.
"Saya minta maaf kepada semua orang dan saya berterima kasih kepada semua orang yang telah bersama saya dalam hidup saya," bunyi tulisan tangan Park, yang dirilis ajudannya.
"Aku selalu merasa bersalah pada keluargaku, yang hanya aku buat kesusahan."
"Selamat tinggal, semuanya," kata Park.
Baca: Sebelum Ditemukan Tewas, Calon Presiden Korea Selatan Rencananya Bertemu Delegasi Korea Utara
Baca: Forbes Sebut Bintang Korea Selatan, Lee Seung Gi Tunjukkan Kesempatan Jadi Diri Sendiri Lewat Ini
Tujuh jam kemudian, Park ditemukan tewas di sebuah gunung dekat kediamannya di utara Seoul.
Menurut penyidikan sementara, Park diduga menghabisi nyawanya sendiri.