Penempatan kapal induk Amerika Serikat dan kekuatan serangannya sering digunakan sebagai sinyal untuk mencegah musuh.
Mengerahkan dua sekaligus kapal diduga menjadi aksi unjuk kekuatan AS di depan China.
Pada 2016 silam, Sekretaris Pertahanan, Ashton B Carter, melakukan tur kapal induk melalui Laut China Selatan untuk mengingatkan Beijing atas komitmen AS kepada sekutunya, sebagaimana dilaporkan New York Times.
Seorang pejabat Angkatan Laut sempat menggambarkan misi itu sebagai operasi rutin saja.
Dia menyangkal pengerahan dua kapal induk bertujuan untuk unjuk kekuatan kepada militer China saat mereka sedang latihan militer.
Pejabat yang tidak berwenang untuk menjelaskan rincian dan berbicara dengan syarat anonim, mengatakan misi ini sebelumnya telah direncanakan untuk memastikan jalur pelayaran dan navigasi tetap terbuka di perairan internasional.
Letnan James Adams sebagai juru bicara Armada Pasifik AS mengatakan operasi itu tidak ada sangkut pautnya dengan peristiwa politik atau dunia saat ini.
Namun awal pekan ini, Pentagon mengatakan sedang memantau latihan militer China di perairan dan wilayah yang disengketakan dekat Kepulauan Paracel.
"Melakukan latihan militer atas wilayah yang disengketakan di Laut Cina Selatan kontraproduktif dengan upaya meredakan ketegangan dan menjaga stabilitas," kata Pentagon dalam pernyataannya, Kamis (2/7/2020).
Juga dikatakan, latihan militer China harusnya sudah selesai pada Minggu lalu.
Namun, nyatanya tidak dilakukan dan hal itu melanggar perjanjian 2002 tentang perilaku internasional di Laut China Selatan.
Pernyataan dari Pentagon itu mengatakan tindakan China akan membuat situasi Laut China Selatan semakin tidak stabil.
Otoritas maritim Tiongkok pada akhir Juni menyatakan bentangan Laut China Selatan di sekitar Pulau Paracel atau Kepulauan Xisha terlarang bagi kapal lainnya selama periode latihan militer China.
Setidaknya otoritas mengatakan lima hari pertama Juli akan berlangsung latihan pasukan China di wilayah tersebut.
(Tribunnews/Andari Wulan Nugrahani/Ika)