TRIBUNNEWS.COM - Direktur Jenderal World Health Organization (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengeluarkan peringatan tegas tentang penyebaran virus corona.
Dr Tedros menyebit Covid-19 sebagai musuh publik nomor satu karena jumlah kasus di seluruh dunia melonjak hingga 13 juta.
Dikutip Tribunnews dari Al Jazeera, lebih dari setengah juta orang telah meninggal kanrea Covid-19 dalam enam setengah bulan terakhir.
Baca: WHO Peringatkan Pandemi Virus Corona Semakin Buruk Jika Gagal Ambil Tindakan Tegas
Baca: Muncul 1 Juta Kasus Baru Covid-19 dalam 5 Hari, WHO Beri Peringatan
Dr Tedros mengatakan, tak akan ada kembali ke 'normal lama' untuk masa mendatang, terutama jika langkah-langkah pencegahan Covid-19 diabaikan.
"Biar saya berterus terang, terlalu banyak negara menuju ke arah yang salah, virus tetap menjadi musuh publik nomor satu," tegas Dr Tedros dalam pengarahan WHO di Jenawa.
"Jika dasar-dasar tidak diikuti, pandemi akan (tetap) berlangsung), dan menjadi lebih buruk dan semakin buruk," tambahnya.
"Tapi seharusnya tidak seperti ini," tuturnya.
Baca: WHO Ingatkan Pandemi Corona akan Menjadi Lebih Buruk dan Semakin Buruk
Baca: Dinkes DKI Akui Positivity Rate Seminggu Terakhir di Ibu Kota Tak Sesuai Anjuran WHO
Kasus Infeksi Virus Corona Melonjak di AS
Lebih jauh, infeksi virus corona terus melonjak di Amerika Serikat.
Sebagaimana diketahui, AS menyumbang lebih dari setengah kasus dunia dan separuh kematian.
AS mencatat lebih dari 3 juta kasus yang dikonfirmasi.
Negara tersebut masih melaporkan peningkatan infeksi yang besar dalam gelombang pertam Covid-19.
Baca: Baru Tiba di Indonesia, Eks Juventus dan AS Roma Kagum Budaya dan Keramahan di Tanah Air
Beberapa Negara Kembali Berlakukan Lockdown
Secara terpisah, beberapa tempat atau negara, termasuk di Melbourne, Australia dan Leicester di Inggris menerapkan lockdown babak kedua.
Hong Kong yang dikuasai China, juga memberlakukan langkah-langkah jarak sosial paling ketat yang pernah ada.
Kebijakan ini dilakukan pemerintah Hong Kong di tengah kekhawaturan tentang lonjakan baru dalam transmisi Covid-19 di masyarakat.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)