TRIBUNNEWS.COM - Konflik antara China dan Amerika Serikat (AS) masih terus berlanjut.
Meski belum ada gesekan langsung secara militer, kedua negara hingga kini saling menekan satu sama lain via berbagai jalur, baik secara politik, ekonomi dan urusan-urusan diplomatik.
Terbaru, Amerika Serikat mewacanakan untuk melarang anggota Partai Komunis China untuk menginjakkan kaki di negeri Paman Sam.
Pemerintahan Amerika Serikat pimpinan Presiden Donald Trump dilaporkan sedang meninjau proposal untuk melarang anggota Partai Komunis China bepergian ke Amerika Serikat.
Sebagai respons, China mengatakan Amerika Serikat disebut sama saja sedang memusuhi 1,4 miliar orang China jika mereka meneruskan rencana untuk melarang masuknya semua anggota Partai Komunis yang berkuasa di negara itu.
Langkah yang akan semakin memperparah hubungan antara dua ekonomi terbesar dunia tersebut.
Baca: 8 Perusahaan Asing dari Korea Selatan hingga China Ini Siap Investasi di Indonesia
Baca: Terjadi Pergeseran Geopolitik, Nigeria dan India Diprediksi Bakal Jadi Saingan Utama AS dan China
Beijing juga menyebut AS menyedihkan dan konyol di tengah laporan semacam itu.
"Jika laporan itu benar, AS memilih untuk berdiri menentang 1,4 miliar penduduk China, yang berdiri menentang seperlima dari populasi dunia," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying.
"Ini akan bertentangan dengan keinginan masyarakat di kedua negara dan melawan tren abad ke-21, dan sangat konyol," lanjut dia.
Media AS, termasuk The New York Times dan The Wall Street Journal, melaporkan bahwa pemerintahan Trump sedang mempertimbangkan untuk melarang perjalanan ke Amerika Serikat oleh semua anggota Partai Komunis dan keluarga mereka.