TRIBUNNEWS.COM, KAIRO - Parlemen Mesir merestui pengerahan pasukan ke luar negeri, pada Senin (20/7/2020).
Keputusan tersebut datang setelah Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sissi mengancam akan adanya intervensi militer terhadap pasukan yang didukung Turki di Libya sebagaimana dilansir dari Deutsche Welle, Senin (20/7/2020).
Parlemen Mesir menyatakan bahwa pasukan bersenjata dapat dikerahkan di luar negara itu untuk memerangi milisi kriminal dan kelompok-kelompok teroris asing di "front barat” tanpa menyebut Libya secara langsung.
Baca: Para Ahli Ungkapkan Mumi Anak yang Ditemukan di Makam Mesir Kuno Bukan Manusia
Mesir dan Libya berbatasan langsung di sebelah barat Mesir. Pernyataan itu menambahkan pasukan Libya akan membela keamanan nasional Mesir.
Keputusan tersebut dikhawatirkan dapat membuat Mesir dan Turki berkonfrontasi secara langsung.
Pekan lalu, El-Sissi mengatakan bahwa Mesir tidak akan tinggal diam jika ada ancaman terhadap keamanan negaranya.
Baca: Hagia Sophia Jadi Masjid, Paus Fransiskus Akui Sangat Sedih dengan Keputusan Turki
Dia juga memperingatkan bahwa kota pantai strategis Sirte adalah garis merah.
Serangan terhadap kota itu oleh pasukan pemerintah Libya akan mendorong Kairo untuk turun tangan.
Perang Saudara Libya masih dalam pergolakan perang saudara sejak pemberontakan yang didukung NATO pada 2011 menggulingkan diktator Libya Moammar Khadaffy.
Kontrol atas negara kaya minyak itu kini menjadi dua kubu yakni pemerintahan Libya yang didukung PBB di barat dan Khalifa Haftar dengan Tentara Nasional Libya-nya ( LNA) di timur.
Mesir, Uni Emirat Arab, dan Rusia mendukung Haftar. Sementara itu pasukan pemerintah Libya didukung oleh Turki, Italia, dan Qatar.
Dengan dukungan Turki, pasukan pemerintah Libya bulan lalu mengakhiri pendudukan LNA terhadap ibu kota selama 14 bulan.
Pukulan dari pemerintah Libya adalah kemunduran besar bagi Haftar yang berusaha menyatukan Libya dengan paksa.
Sejak merebut kembali Tripoli, pasukan pemerintah telah mendorong LNA ke arah timur menuju Sirte, yang terletak 800 kilometer dari perbatasan Mesir.
Mesir Sirte merupakan kampung halaman Khadaffy sekaligus merupakan pintu gerbang ke terminal ekspor minyak mentah terpenting di Libya.
Sebelum parlemen mengeluarkan keputusannya, El-Sissi dilaporkan telah berbicara dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan meyakinkannya bahwa Mesir akan mencegah keadaan yang semakin memburuk di Libya.
Kedua pemimpin tersebut lalu sepakat untuk mempertahankan gencatan senjata untuk menghindari eskalasi lebih lanjut.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com https://www.kompas.com/global/read/2020/07/21/142117570/parlemen-mesir-restui-rencana-pemerintah-kerahkan-tentara-ke-libya?page=all#page2