News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Turki dan Yunani Perang Kata-Kata atas Hagia Sophia

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto udara ini diambil pada 28 Juni 2020 di Istanbul menunjukkan museum Hagia Sophia di Istanbul. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menolak kecaman internasional atas keputusannya pengubahan status Hagia Sophia dari museum menjadi masjid.

TRIBUNNEWS.COM - Turki dan Yunani dikabarkan perang kata-kata kasar mengenai conversie Hagia Sophia di Istanbul.

Sebagaimana diketahui, Hagia Sophia merupakan museum yang diubah menjadi masjid.

Rupanya ketegangan antara Turki dan Yunani sudah berlangsung selama beberapa bulan.

Mengutip Al Jazeera, ketidakakuran Ankara dan Athena itu meletus satu hari setelah umat Islam menggelar salat Jumat di Hagia Sophia.

Sebagai catatam salat Jumat yang digelar merupakan pertama kalinya dalam 90 tahun terakhir.

Baca: Ribuan Jemaah Salat Jumat Perdana di Hagia Sophia, Erdogan Lantunkan Al-Fatihah dan Al-Baqarah

Baca: Salat Jumat Pertama di Hagia Sophia, Ornamen Kristiani Tetap Dipajang Namun Ditutup Tirai

Erdogan: Target Mereka Bukan Hagia Sophia tau Mediterania Timur

Konflik di antara dua negara itu meningkat setelah Hagia Sophia ditetapkan menjadi masjid.

Selain itu, disebutkan ketegangan Ankara dan Athena juga dipicu kekayaan energi di Mediterania Timur.

Namun Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menilai ‘kebisingan’ yang tterdengar bukan karena Hagia Sophia tau Mediterania Timur.

Baca: Dikritik karena Ubah Hagia Sophia Jadi Masjid, Presiden Erdogan Tepis Semua Kecaman Internasional

“Target mereka adalah kehadiran negara Turki dan muslin di wilayah ini,” kata Erdogan.

Erdogan pun mengecam pernyataan pemerintah Yunani dan angora Parlemen serta pembakaran bendera Turki di kota Yunani Thessaloniki.

Lebih lanjut, Erdogan dikabarkan bergabung dengan ribuan orang untuk salat Jumat pertama di Hagia Sophia.

Orang-orang mengunjungi Museum Hagia Sophia pada 26 Juni 2020 di Istanbul. Pengadilan tinggi Turki dijadwalkan pada 2 Juli 2020 untuk memberikan vonis kritis pada status landmark landmark Istanbul yang menjadi museum masjid yang berubah menjadi masjid, Hagia Sophia, sebuah keputusan yang dapat mengobarkan ketegangan terutama dengan negara tetangga Yunani. Gedung abad keenam - sebuah magnet bagi para wisatawan di seluruh dunia dengan arsitekturnya yang menakjubkan - telah berfungsi sebagai museum sekuler sejak tahun 1930-an yang menjadikannya terbuka bagi umat beragama dari semua agama. (Ozan KOSE / AFP)

PM Yunani Sebut sebagai Bukti Kelemahan

Secara terpisah, Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis buka suara sol yagn terjadi di  Istanbul.

“Bukan unjuk kekuatan, terapi bukt kelemahan,” katanya.

Dia menyebut Turki sebagai pembuat onar.

Sementara, konversi Hagia Sophia itu dia nilai sebagai ‘penghinaan terhadap abad ke-21’.

Baca: Reaksi AS, Rusia, Hamas hingga Yunani atas Diubahnya Hagia Sophia Jadi Masjid

Baca: Yunani Terancam Tutup Pariwisata Internasional karena Lonjakan Kasus Covid-19

Dalam sebuah pernyataan, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Turki memberikan tanggapannya.

“Sekali lagi Yunani menunjukkan permusuhannya terhadap Islam dan Turki dengan alasan bereaksi terhadap Masjid Hagia Sophia digunakan untuk salat,” katanya.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini