News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Donald Trump Tiba-tiba Usul Tunda Pilpres AS

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Joe Biden dan Donald Trump

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyarankan pemilihan Presiden pada 3 November 2020 ditunda.

Melalui akunnya di Twitter, pada Kamis (30/7/2020), Trump menuduh pemungutan suara melalui pos akan dapat membuat pemilihan presiden 2020 sebagai Pemilu curang dan paling tidak akurat sepanjang sejarah.

"Pemungutan suara universal melalui pos akan menjadikan pemungutan suara pada November, sebagai "pemilihan paling tidak akurat dan curang dalam sejarah" dan "sangat memalukan bagi AS," ujar Trump.

Dia menyarankan penundaan itu sampai warga bisa memilih dengan "benar dan aman".

"Tunda Pilpres Amerika hingga masyarakat bisa memilih dengan aman dan nyaman," ucap Trump.

Karena ia menilai, pemungutan suara melalui pos akan rentan terhadap kucurangan.

Baca: Presiden AS Donald Trump Desak Pilpres November Ditunda

Sejumlah negara bagian di Amerika Serikat ingin mempermudah dengan membuat pemungutan suara melalui pos karena masalah kesehatan masyarakat di tengah pandemi virus corona.

Berdasarkan konstitusi AS, Trump tidak memiliki kewenangan untuk menunda pemilu.

Hanya Kongres memiliki kewenangan untuk menyetujuinya.

Presiden tidak memiliki kekuasaan langsung terhadap DPR dan Senat di Kongres.

Popularitas Donald Trump memang tengah anjlok akhir-akhir ini.

Beberapa alasannya antara lain terkait cara Trump dalam menangani pandemi Covid-19 yang dianggap sejumlah pihak cenderung menyepelekan.

Hasil survei juga menyatakan Donald Trump masih tertinggal dari rivalnya, Joe Biden.

Trump berencana memakai performa ekonomi untuk menggenjot popularitas menjelang pilpres mendatang.

Namun, sial bagi Donald Trump, Amerika malah menghadapi perlambatan ekonomi terburuk sejak era the Great Depression.(BBC/Reuters)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini