News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Soal Pembelian Paksa Tiktok, China Peringatkan AS Tidak Buka Kotak Pandora

Editor: Setya Krisna Sumarga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Logo aplikasi TikTok ditampilkan di layar iPhone pada 13 April 2020, di Arlington, Virginia

TRIBUNNEWS.COM, BEIJING – Pemerintah China mendesak Washington untuk menahan diri terkait upaya paksa akuisisi (pembelian) aplikasi video Tiktok dari ByteDance.

Cara paksa itu dipandang jadi preseden negatif. Beijing mengingatkan, AS bisa menjadi korban keadaan yang serupa.

Peringatan disampaikan juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin, di Beijing, Selasa (4/8/2020).

"Mengikuti logika AS yang salah, negara mana pun dapat mengambil tindakan serupa terhadap perusahaan Amerika dengan dalih melindungi keamanan nasional,” kata Wang.

“AS seharusnya tidak membuka kotak pandora, jika tidak, mereka akan menuai buah pahit itu sendiri," lanjut Wang.

Ia menyerukan Washington untuk memperhatikan komunitas internasional dan publik AS, dan tidak mempolitisasi masalah ekonomi.

Pemerintah AS sebaiknya memberikan lingkungan investasi dan bisnis yang terbuka dan tidak diskriminatif.

Senin (3/8/2020), Presiden AS Donald Trump mengatakan selama pertemuan di Gedung Putih, ia telah menetapkan 15 September sebagai batas waktu untuk TikTok untuk dibeli Microsoft, atau ditutup.

Awal Juli, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan pemerintahan Trump sedang mempertimbangkan larangan akses ke aplikasi TikTok karena masalah privasi.

Baca: Batal Melarang, Presiden Trump Ingin ByteDance Lepas Tiktok ke Microsoft Corp

Baca: Para Seleb TikTok Menangis, Ucap Selamat Tinggal karena Aplikasi Itu Akan Diblokir Donald Trump

Baca: Pakistan Blokir Bigo Live dan Peringatkan TikTok, Pernah Kirim Ratusan Keluhan ke Facebook & Twitter

Jejaring sosial itu mengklaim data pengguna aman dan tidak dibagi kepada otoritas China, sebagaimana kekhawatiran AS.

Sementara itu, Beijing telah meminta Washington untuk berhenti menggunakan mekanisme pemerintah untuk menekan perusahaan-perusahaan China.

Awal pekan ini, Microsoft mengatakan mereka berencana menyelesaikan negosiasi dengan ByteDance, perusahaan induk TikTok, mengenai pembelian aplikasi berbagi video yang berbasis di China paling lambat 15 September.

Menurut Microsoft, TikTok akan dikenai keamanan penuh, semua data pribadi pengguna TikTok AS akan ditransfer ke Amerika Serikat untuk memastikan transparansi dan pengawasan pemerintah.

Kecaman terhadap AS juga diungkapkan media pemerintah China. China Daily lewat editorialnya menyatakan Beijing dapat membalas jika akuisisi itu dipaksakan.

Beijing tidak akan menerima menerima "pencurian" dari sebuah perusahaan teknologi China dan dapat mengambil tindakan terhadap Washington.

Editorial itu menuduh pemerintah Trump membabibuta menghukum perusahaan China karena dianggap melakukan kesalahan.

“Tiongkok sama sekali tidak akan menerima 'pencurian' perusahaan teknologi Cina, dan ia memiliki banyak cara untuk merespons jika pemerintah (AS) melakukan penghancuran dan perebutan yang direncanakan,” tulis China Daily.

“Dengan daya saing sekarang tergantung pada kemampuan untuk mengumpulkan dan menggunakan data, ia menawarkan pilihan penyerahan atau pertempuran fana di dunia teknologi,” lanjut editorial media yng dikontrol pemerintah itu.

Perkembangan lain, seperti dikutip Wall Street Journal, pembicaraan antara cabang TikTok di AS dan Microsoft Corp sementara terhenti.

Pihak Tiktok mendesak kejelasan posisi Gedung Putih dalam proses bisnis ini. Trump dalam pembicaraan dengan Microsoft, menuntut Departemen Keuangan AS menerima "porsi substansial" dari penjualan TikTok.

"Amerika Serikat harus mendapatkan persentase yang sangat besar dari harga itu, karena kami memungkinkannya. Itu berasal dari penjualan, yang tidak dipikirkan orang lain selain saya, tetapi itulah cara saya berpikir, dan saya pikir itu sangat adil, "kata Trump.

Reporter MIT Technology Review, Charlotte Jee, mengecam langkah dan komentar Trump sebagai sangat mencengangkan dan mengatakan perilakunya luar biasa.

“Ini pembalikan besar dalam dorongan pemerintahannya untuk meneliti Google, Apple, Facebook dan Amazon (GAFA) dan perusahaan teknologi besar lainnya di Amerika Serikat,” kata Jee.(Tribunnews.com/Sputniknews.com/GlobalTimes/ChinaDaily/xna)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini