Banyaknya korban membuat para penduduk kota berbondong-bondong ke rumah sakit untuk menyumbangkan darah.
"Saya berada di ketika seluruh lingkungan berguncang," kata Bane Fakih, seorang sineas yang tinggal di ujung barat kota, berkata kepada CNN.
"Itu sangat intens. Saya tidak pernah merasa setakut ini," ungkapnya.
Bachar Ghattas, saksi mata lainnya, juga mengungkapkan tragedi nasional yang terjadi di depan matanya tersebut.
Dia menggambakan adegan yang disaksikannya sebagai sesuatu yang mirip dengan 'kiamat'.
"Pelabuhan Beirut benar-benar hancur. Sangat-sangat menakutkan apa yang terjadi saat ini, dan orang-orang ketakutan."
"Layanan darurat kewalahan," jelasnya.
Seorang aktivis bernama Maya Ammar mengatakan, tidak ada yang lebih buruk daripada ledakan di Beirut.
"Aku belum pernah melihat Beirut seperti ini sebelumnya. Beirut hati ini tampak seperti hati kami," kata Maya.
"Kami tidak punya apa-apa lagi. Tepat ketika kami pikir itu tidak bisa lebih buruk, dan ternyata benar," lanjutnya.
Baca: 1.447 WNI Dilaporkan Selamat dari Ledakan di Beirut
Baca: Ucapan Donald Trump soal Ledakan di Beirut Terjadi karena Serangan, Membuat Pejabat Lebanon Khawatir
Maya menambahkan, ia diminta oleh keluarganya untuk pergi dari Beirut, pulang ke rumahnya.
Keluarganya mengkhawatirkan kondisi Maya.
Nahas, ia tidak bisa kembali ke asalnya.
"Keluargaku dan orang yang aku cintai memintaku untuk pulang ke rumah, karena mereka tidak ingin aku menghirup racun..tapi aku tidak bisa kembali ke rumah. Aku punya teman yang kehilangan rumah."