Mau Caplok Wilayah Lebanon, Israel: Sungai Litani Dianggap Sebagai Perbatasan Utara Kami
TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Israel mengatakan kalau Sungai Litani di Lebanon adalah "perbatasan utara Israel".
Pernyataan ini, dengan dalih untuk memukul mundur petempur Hizbullah, merupakan pencaplokan wilayah yang sudah ditetapkan PBB dalam apa yang dikenal sebagai 'Garis Biru' sebagai perbatasan kedua negara.
"Hizbullah harus menjauh dari wilayah Sungai Litani, yang dianggap sebagai perbatasan utara kami," kata juru bicara pemerintah Israel Senin (23/9/2024) sambil mengancam Lebanon dilansir qudsnen.
Baca juga: Hizbullah Bombardir Haifa, Tiberias, dan Safad, Sistem GPS di Israel Tengah Rusak Total
Ancaman ini muncul setelah Menteri Luar Negeri Israel Yisrael Katz membuat pernyataan serupa pada Minggu (22/9/2024) kemarin, yang menyatakan bahwa Israel akan mengambil tindakan langsung "untuk mendorong Hizbullah melewati Sungai Litani."
Ia lebih lanjut mengungkapkan bahwa ia telah berbicara dengan diplomat asing dan menginstruksikan kedutaan besar Israel di seluruh dunia untuk mengomunikasikan posisi Israel.
Konflik yang sedang berlangsung telah mengakibatkan banyak korban di Lebanon, serta negara pendudukan, dengan Israel berjanji untuk membuat zona penyangga untuk melindungi pemukim Israel di utara.
Sejarah Konflik Israel-Hizbullah
Kelompok bersenjata Lebanon, Hizbullah, dan militer Israel telah saling melepaskan tembakan artileri dan serangan lainnya di perbatasan bersama mereka selama hampir setahun terakhir, seiring berlangsungnya Perang Haza sehingga meningkatkan kekhawatiran bahwa perang regional dapat meletus.
Kekerasan itu terjadi di tengah pemboman dan blokade yang sedang berlangsung di Jalur Gaza, wilayah Palestina yang menjadi jantung konflik Israel-Hamas.
Israel mengumumkan perang terhadap Hamas pada tanggal 8 Oktober, satu hari setelah kelompok Palestina tersebut melancarkan serangan mendadak dari Gaza yang menewaskan sekitar 1.400 warga Israel. Setelah Israel membombardir Gaza dengan udara, jumlah korban tewas dari warga Palestina telah meningkat hingga hampir 2.800 orang .
Kekerasan tersebut telah mendorong Hizbullah yang didukung Iran untuk mengatakan bahwa mereka akan berdiri " dalam solidaritas " dengan rakyat Palestina.
Serangan-serangan berikutnya — dan pembalasan Israel — telah membangkitkan kembali ingatan akan konflik antara kedua kekuatan yang telah relatif tenang sejak 2006.
Saat situasi berada di ambang perang terbuka besar-besaran, berikut yang perlu Anda ketahui tentang sejarah konflik Lebanon-Israel seperti dikutip dari Al Jazeera.
Pra-1948: Sebelum berdirinya negara Israel, Lebanon memperdebatkan hubungan seperti apa yang akan dijalinnya dengan kaum Zionis di Palestina, menurut Makram Rabah, dosen sejarah di Universitas Amerika di Beirut.