TRIBUNNEWS.COM - Ledakan dahsyat menewaskan puluhan orang di Beirut Lebanon, Selasa (4/8/2020).
Hingga kini sebanyak 25 orang dipastikan tewas dan angka tersebut masih bisa bertambah.
Dikutip dari The Guardian (5/8/2020), lebih dari 25 orang tewas dan ribuan orang terluka setelah terjadinya ledakan besar di pesisir Beirut.
Kepastian korban tewas tewas tersebut diumumkan Menteri Kesehatan Lebanon Hamad Hasan dalam pidato yang disiarkan televisi setempat.
]Beberapa jam setelah ledakan, yang terjadi pada 18.05 waktu setempat, penyebabnya masih belum dipastikan.
Baca: Saksi Mata Ungkap Detik-detik Ledakan Dahsyat di Beirut Lebanon: Saya Rasakan Seperti Gempa Bumi
Israel membantah bertanggung jawab dan mengatakan telah menawarkan bantuan kemanusiaan dan medis.
Laporan awal menyatakan bahwa ada gudang kembang api di dekat lokasi kejadian.
Kunci Jawaban PAI Kelas 11 Halaman 94 95 96 97 Kurikulum Merdeka, Uji Kompetensi Bab 3 - Halaman all
20 Latihan Soal IPAS Kelas 4 SD BAB 4 Kurikulum Merdeka serta Kunci Jawaban, Perubahan Bentuk Energi
Kepala Keamanan Lebanon Abbas Ibrahim menyebutkan ada bahan kimia mudah terbakar yang disimpan di sebuah gudang.
Bahan kimia itu disita dari sebuah kapal beberapa waktu lalu dan disimpan di pelabuhan.
Baca: Kebakaran dan Ledakan Besar Guncang Pesisir Beirut Lebanon
Saluran televisi lokal LBC mengatakan bahan itu adalah natrium nitrat.
Menteri Dalam Negeri Mohammed Fahmi, mengatakan amonium nitrat telah berada di antara bahan-bahan yang disimpan dan menyerukan penyelidikan bagaimana bahan itu dinyalakan.
"Tidak ada kembang api melainkan bahan yang sangat eksplosif, dan aku tidak bisa meramalkan penyelidikan ... sepertinya ledakan itu terjadi di gudang bahan yang sangat eksplosif yang disita bertahun-tahun yang lalu," kata dia.
Rumah sakit kewalahan Banyaknya korban luka-luka membuat rumah sakit di Beirut timur kewalahan.
Petugas kesehatan bahkan harus merawat orang-orang yang terluka di tempat parkir.