Kala itu, konsinyasi 2.300 ton amonium nitrat meledak.
Ledakan menewaskan hampir 500 orang dan menciptakan gelombang pasang setinggi 4,5 meter.
Tragedi di Beirut juga mengingatkan kehancuran yang terjadi di kota Tianjin, China pada 2015 lalu.
Bencana yang bersumber di gudang itu menewaskan lebih dari 170 orang dan menyebabkan ratusan orang terluka.
Saat itu, 12 Agustus 2015, serangkaian ledakan dahsyat mengguncang area gudang.
Di dalamnya, terdapat sejumlah besar bahan kimia berbahaya, juga termasuk natrium siandia dan kalium nitrat yang disimpan secara ilegal.
Pihak berwenang China mengklaim, ledakan pertama telah dipicu ketika panasnya musim panas menyebabkan senyawa yang sangat mudah terbakar, nitroselulosa, menyala secara spontan.
Toko-toko terdekat kemudian terbakar dan meledak di kota pelabuhan utama, yang terletak sejauh 110 kim (70 mil) di tenggara ibukota Beijing.
(Tribunnews.com/Citra Agusta Putri Anastasia)