News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ledakan di Beirut

Presiden Lebanon Janji Penyelidikan Ledakan di Beirut Dilakukan Transparan

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemandangan yang terlihat usai terjadinya ledakan dahsyat di kawasan pelabuhan, di Kota Beirut, Lebanon, Selasa (4/8/2020) waktu setempat. Dua ledakan besar terjadi di Kota Beirut menyebabkan puluhan orang meninggal, ratusan lainnya luka-luka, dan menimbulkan berbagai kerusakan pada bangunan di kawasan ledakan hingga radius puluhan kilometer. Penyebab ledakan masih dalam penyelidikan pihak yang berwenang. AFP/STR

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, BEIRUT - Presiden Lebanon Michel Aoun mengatakan, penyelidikan terhadap ledakan di Beirut akan mengungkapkan penyebab sesungguhnya.

Aoun berjanji, penyelidikan dan hasilnya akan terungkap secara transparan.

Baca: Insiden Ledakan di Beirut, Perancis Hingga Rusia Tawarkan Bantuan kepada Lebanon

Demikian ia menegaskan dalam pertemuan darurat menteri kabinet pada Rabu (5/8/2020),

Dia juga memohon kepada negara lain untuk mempercepat bantuan ke Lebanon, yang sudah bergulat dengan krisis ekonomi.

Aoun tegaskan, mereka yang bertanggung jawab akan berhadapan dengan hukum.

"Mereka yang bertanggung jawab akan diberi hukuman paling berat," tulis Aoun dalam akun Twitter kepresidenan.

Ledakan hebat mengguncang Pelabuhan Beirut, di ibu kota Lebanon pada Selasa (4/8/2020) petang.

Otoritas setempat menyebutkan ditemukan 2.750 ton amonium nitrat, bahan yang mudah terbakar dan meledak di sekitar lokasi kejadian.

Akibat kejadian itu, diketahui lebih dari 100 orang tewas dan setidaknya 4.000 lainnya mengalami luka-luka.

Presiden Lebanon Michel Aoun mengatakan keadaan darurat selama dua pekan harus diumumkan atas insiden ledakan besar yang hingga saat ini masih diselidiki asal-muasalnya.

Status darurat ini dirasa tepat menyusul besarnya dampak yang dirasakan di sepenjuru Beirut, bahkan hingga area pinggiran ibu kota ini.

100 Orang Tewas Dan 4.000 Orang Luka-luka

Jumlah korban tewas akibat ledakan besar yang mengguncang Beirut terus bertambah hingga mencapai 100 orang.

Hal itu disampaikan kepala Palang Merah Lebanon George Kettaneh kepada LBCI TV melalui sambungan telepon, seperti dilansir Reuters, Rabu (5/8/2020).

Bahkan George Kettaneh memperkirakan jumlahnya masih akan bertambah, mengingat proses evakuasi korban di lokasi masih terus dilakukan oleh petugas.

Palang Merah berkoordinasi dengan pelayanan kesehatan untuk mengevakuasi korban dari lokasi ledakan ke rumah sakit.

Sebelumnya dilaporkan 78 orang tewas dan hampir 4.000 orang luka-luka akibat insiden ledakan besar yang terjadi di Beirut, Lebanon, pada Selasa (4/8/2020).

Ledakan di gudang pelabuhan menyimpan bahan eksplosif adalah yang paling kuat pada tahun ini di Beirut.

Presiden Michel Aoun mengatakan, 2.750 ton amonium nitrat, yang digunakan untuk bahan pupuk dan bom, telah disimpan selama enam tahun di pelabuhan tanpa tindakan keamanan.

Atas kejadian itu, dia langsung menggelar pertemuan Kabinet Darurat pada Rabu (5/8/2020).

Pejabat tidak mengatakan apa yang menyebabkan api yang memicu ledakan.

Sebuah sumber keamanan dan media lokal mengatakan ledakan itu bermula dari pekerjaan pengelasan yang dilakukan pada sebuah lubang di gudang.

"Apa yang kita saksikan adalah sebuah malapetaka besar," ujar kepala Palang Merah Lebanon George Kettani.

"Ada korban di mana-mana," jelasnya.

Ledakan yang berlokasi di kawasan pelabuhan itu mengguncangkan seluruh ibu kota, mengguncang bangunan, dan menebarkan kepanikan di antara warganya.

Kepulan asap berwarna oranye membubung ke langit setelah ledakan kedua terjadi. Diikuti gelombang kejut mirip tornado yang menyapu Beirut.

Dikutip dari CNN, ledakan yang mengguncang Beirut pada Selasa petang menimbulkan kerusakan besar pada Istana Baabda.

Kediaman resmi presiden Lebanon itu, menurut media Pemerintah Lebanon, turut terdampak besarnya ledakan.

Ledakan itu menghancurkan jendela lorong, pintu masuk, dan salon, demikian kantor berita Lebanon melaporkan, Selasa.

”Pintu dan jendela di beberapa sayap istana terlepas. Tidak ada yang terluka," NNA juga melaporkan.

Guncangan Sampai Siprus

Selain itu, ledakan yang mengguncang Beirut pada Selasa sore terasa di pulau tetangga Siprus, sekitar 240 kilometer jauhnya dari Lebanon, menurut European-Mediterranean Seismological Center (EMSC).

"Kami menerima sejumlah laporan dari Siprus yang tampaknya terkait dengan ledakan ini, melaporkan kebisingan dan jendela berderak," tulis EMSC melalui Twitter.

Beberapa pengguna media sosial juga menulis di Twitter mereka merasakan ledakan di rumah mereka di Siprus.

"Ledakan itu terasa di Limassol, Siprus, jendela kita terguncang," cuit Elias Mavrokefalos.

"Aku memeriksa untuk melihat apakah kita dibom," ujar warga Limassol lain dalam tweet-nya.

Baca: Istri Dubes Belanda Alami Luka Parah Akibat Ledakan di Beirut Lebanon

Orang lain mengatakan, dia juga mendengar ledakan itu dan merasakan "getaran cahaya" di kota Nicosia.

Menteri Luar Negeri Siprus Nikos Christodoulides juga mencuit bahwa dia dalam komunikasi dengan Pemerintah Lebanon dan telah menginformasikan kesiapan Siprus segera untuk membantu Lebanon. (Reuters/Al Jazeera/CNN/AFP/AP/Channel News Asia/NYTimes)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini