Iran Tolak Permintaan Hizbullah untuk Serang Israel, Beralasan Waktunya Belum Tepat
TRIBUNNEWS.COM - Iran dilaporkan menahan diri untuk tidak melancarkan serangan terhadap Israel.
Respons Iran ini menyusul petisi dari Hizbullah bagi negara tersebut untuk bergabung dalam pertempuran saat adu tembakan lintas perbatasan dengan Israel meningkat drastis selama seminggu terakhir.
Baca juga: Angkatan Bersenjata Iran Pamer Rudal Hipersonik dan Drone Terbaru dalam Agenda Menghukum Israel
Para pejabat Iran memberi tahu pejabat Hizbullah mereka bahwa "waktunya tidak tepat" untuk melancarkan serangan; karena Presiden Iran Masoud Pezeshkian saat ini berada di New York untuk menghadiri Sidang Umum ke-79 Perserikatan Bangsa-Bangsa – menurut dua pejabat Israel dan seorang diplomat Barat yang dikutip oleh Axios.
Iran berjanji akan membalas pembunuhan pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh di Teheran. Namun dua bulan kemudian, tidak ada yang membuahkan hasil dan tanggapan mereka terhadap permintaan Hizbullah tidak "positif" menurut laporan tersebut.
Presiden Iran Pezeshkian, mengomentari serangan besar-besaran baru-baru ini terhadap Lebanon, mengatakan negaranya tidak ingin jatuh ke dalam perangkap “Israel” yang memicu perang yang lebih luas di kawasan tersebut.
Pada hari Senin (23/9/2024), Israel mengintensifkan serangannya terhadap Hizbullah yang didukung Iran, dengan menyerang target-target di Lembah Bekaa Selatan dan Timur Lebanon.
Perang Tak Untungkan Siapa Pun
Iran menuduh Israel mencoba memancingnya ke dalam konflik yang akan memiliki konsekuensi yang tidak dapat diubah, dilansir Al Jazeera.
Presiden Iran, Masoud Pezeshkian berkata: "Kami ingin hidup dalam damai, kami tidak menginginkan perang."
"Israel-lah yang berusaha menciptakan konflik habis-habisan ini."
"Kami tahu lebih dari siapa pun bahwa jika perang yang lebih besar meletus di Timur Tengah, itu tidak akan menguntungkan siapa pun di seluruh dunia," katanya.
Dalam sebuah wawancara dengan CNN, presiden berkata: "Kita tidak boleh membiarkan Lebanon menjadi Gaza lain di tangan Israel."
"Hizbullah tidak dapat berdiri sendiri melawan negara yang dipertahankan, didukung, dan dipasok oleh negara-negara Barat – negara-negara Eropa, dan Amerika Serikat."
Meski mengecam serangan Israel, Iran belum memutuskan untuk mengirim pasukannya ke Lebanon.