Namun, Duta Besar China untuk Rusia Zhang Hanhui mengecam tanggapan AS dalam komentar pada 30 Juli.
Ia mengatakan AS telah berulang kali membuat proposal tentang pengendalian senjata untuk China, Rusia, dan AS, dan mempromosikan faktor China untuk mengalihkan perhatian internasional.
AS juga berusaha mengejar untuk membenarkan penarikannya dari Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis Baru AS-Rusia.
Washington ingin memburu agenda membebaskan diri, hingga tetap menjadi keunggulan strategis absolut. “China dan Rusia melihat ini dengan sangat jelas,” kata Zhang Hanhui.
"Penolakan China untuk berpartisipasi dalam negosiasi kontrol senjata trilateral tidak berarti China menolak untuk berpartisipasi dalam upaya pelucutan senjata nuklir internasional," lanjut Zhang.
Beberapa hari sebelumnya, Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan kembali setidaknya prinsip perjanjian senjata bilateral di antara mereka.
Alasannya, ada tanggung jawab khusus mereka menjaga perdamaian dan keamanan internasional sebagai kekuatan nuklir terbesar di dunia.
AS telah menarik diri dari beberapa perjanjian penting yang dirancang untuk mengurangi ketegangan perang.
Termasuk menarik diri dari Perjanjian Pasukan Nuklir Jangka Menengah (INF) yang melarang rudal dengan jarak antara 500 dan 5.500 kilometer.
Terakhir, AS juga menarik diri dari “perjanjian tentang langit terbuka”, yang menyediakan transparansi militer, pengawasan dan kontrol di antara setiap anggota yang meneken perjanjian.(Tribunnews.com/Sputniknews.com/xna)