Paling tidak 20 negara telah memesan vaksin buatan Rusia.
Baca: Media Rusia Jawab Sikap Negatif Media Besar AS dan Inggris Terkait Vaksin Sputnik V
Dia mengatakan vaksin itu juga akan diproduksi di Brasil.
Dmitriev mengatakan uji klinis tahap akhir diperkirakan akan segera dimulai di Uni Emirat Arab dan Filipina.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengatakan dia bersedia untuk berpartisipasi secara pribadi.
Uji Coba Tahap III
Persetujuan oleh Kementerian Kesehatan datang sebelum dimulainya uji klinis tahap III yang akan melibatkan ribuan sukarelawan.
Asosiasi organisasi uji klinis (ACTO) yang bermarkas Moskow mendesak Kementerian Kesehatan untuk menunda persetujuan sampai uji klinis tahap akhir telah berhasil diselesaikan.
Dalam sebuah surat kepada Kementerian, dikatakan ada risiko tinggi ketika mendaftarkan vaksin sebelum semua uji klinis diselesaikan.
"Semua fase akan menjadi bukti utama dari efektivitas vaksin, serta melihat efek samping yang dapat muncul dalam kelompok tertentu pasien: orang dengan kekebalan yang lemah, orang dengan penyakit bersamaan dan sebagainya," demikian pernyataan organisasi tersebut.
Beberapa ahli internasional juga mempertanyakan kecepatan Rusia menyetujui vaksin.
"Biasanya Anda membutuhkan sejumlah besar orang yang akan diuji sebelum Anda menyetujui vaksin," kata Peter Kremsner dari University Hospital di Tuebingen, Jerman, saat ini pengujian calon vaksin Covid-19 CureVac.
"Dalam hal itu, saya pikir itu sembrono untuk melakukan itu (menyetujuinya) jika banyak orang belum diuji."
Penasihat Kesehatan Gedung Putih, Anthony Fauci meragukan vaksin virus corona buatan Rusia.
Baca: Brasil Mulai Pembicaraan dengan Rusia untuk Produksi Vaksin Sputnik V
"Saya berharap Rusia benar-benar bisa membuktikan secara definitif bahwa vaksin ini aman dan efektif. Saya serius meragukan mereka telah melakukan itu," ujar Fauci, yang adalah anggota Gugus Tugas Covid-16 Gedung Putih dalam diskusi virtual dengan National Geographic seperti dilansir Reuters, Rabu (12/8/2020).