Namun Politico.com mencatat, pemilihan Kamala Harris mungkin akan mengecewakan beberapa orang progresif, yang menghabiskan banyak tahun lalu mengkritik catatannya sebagai jaksa.
Sebagai Jaksa Agung California, dia menentang legalisasi ganja, menolak mempertimbangkan inisiatif pemungutan suara untuk pencabutan hukuman mati, isu yang jadi haluan kalangan Demokrat.
Ia juga tidak mendukung undang-undang negara bagian yang mensyaratkan investigasi independen terhadap kasus-kasus di mana polisi “membunuh” orang atas alasan tugas.
Baca: Jelang Pilres AS 2020, Gedung Putih Sebut China dan Rusia Hendak Melemahkan Capres Trump dan Biden
Ditunjuk Dampingi Biden, Ini Respon Kamala Harris
Merespon penunjukan dirinya oleh Biden, Kamala Harris menyatakan sangat menghormati pilihan itu.
“Sungguh saya sangat terhormat bergabung dengan Biden sebagai calon wapres, dan melakukan apa yang diperintahkan dia sebagai Commander of Chief,” tulis Harris di akun Twitternya
Ia memuji Biden sebagai figur yang bisa menyatukan rakyat Amerika, orang yang menghabiskan sepanjang hidupnya untuk bertarung demi rakyat.
“Sebagai Presiden, ia (Biden)) bisa membangun kehidupan ideal di Amerika,” lanjut Harris.
Baca: Trump Kaget Biden Pilih Kamala Harris sebagai Calon Wakil Presiden, Ini Katanya
Baca: Joe Biden Pilih Senator Keturunan Afro-Asia Jadi Cawapres untuk Lawan Trump di Pilpres
Posisi Wapres 'Sangat Signifikan'
Lebih jauh, posisi wapres di kubu Demokrat akan sangat signifikan, mengingat Joe Biden akan berusia 78 tahun saat Pilpres digelar November 2020.
Mantan Wapres era Presiden Barrak Obama itu dalam beberapa kesempatan mengatakan, sangat penting calon wakil presidennya siap menjadi presiden sejak hari pertama dilantik.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)