"Sebuah produk yang Anda jual di Eropa seharga 10 juta dolar dapat Anda jual di Teluk dengan harga 10 kali lipat," kata Haaretz mengutip salah satu sumber.
Laporan tersebut mengatakan Grup NSO memiliki kontrak dengan Arab Saudi, Bahrain, Oman, dan Emirat di Abu Dhabi dan Ras al Khaimah.
Baca: Emirat Arab Tegaskan Hubungan Diplomatik dengan Israel Tidak untuk Hadapi Iran
Baca: Perjanjian Israel dan Uni Emirat Arab Tak Pengaruhi Dukungan Indonesia ke Palestina
Perusahaan itu menggunakan kode-kode tertentu untuk menunjuk negara-negara tersebut. Nama-nama perusahaan mobil yang memiliki huruf pertama dengan nama negaranya.
Misalnya Saudi Arabia diberi kode nama Subaru, Jordania disemati kode Jaguar, dan Bahrain adalah BMW.
Perangkat lunak Pegasus memungkinkan agen untuk secara efektif mengambil kendali telepon penggunanya melalui aplikasi WhatsApp.
Mereka bisa iam-diam mengontrol kamera dan mikrofonnya dari server jarak jauh dan menyedot data pribadi dan geolokasi.
WhatsApp menggugat NSO Group, menuduhnya menggunakan layanan pesan milik Facebook untuk melakukan spionase dunia maya terhadap jurnalis, aktivis hak asasi manusia, dan lainnya.
Akun-akun yang dikatakan telah menjadi sasaran termasuk para pejabat senior pemerintah, jurnalis, dan aktivis hak asasi manusia di seluruh dunia.
Spyware tersebut digunakan saat operasi pembunuhan mengerikan terhadap penulis Washington Post berkewarganegaraan Saudi, Jamal Khashoggi, di kantor konsulat Saudi di Istanbul.
Peristiwa terjadi 2018, yang aksi pembunuhan ini kerap dikaitkan putra mahkota, Mohammed bin Salman (MBS). Sejumlah orang kepercayaan MBS ditangkap terkait kasus ini.
Baca: Dinyatakan Bersalah oleh Pengadilan, 5 Pembunuh Jurnalis Arab Saudi Jamal Khasoggi Dihukum Mati
Perkembangan lain dari Afrika, Sudan kemungkinan juga akan mengikuti jejak UEA. Kontak tingkat tinggi telah dilakukan antara perwakilan kedua negara.
Perjanjian hubungan diplomatik antara Yerusalem dan Khartoum kemungkinan dapat ditandatangani pada akhir tahun atau awal 2021.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang bertemu pemimpin transisi Sudan awal tahun ini, menganggap itu terobosan diplomatik setelah bertahun-tahun kedua negara bermusuhan.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Sudan, Haidar Badawi Sadiq mengatakan kepada Sky News Arabia, Sudan memiliki cita-cita membangun hubungan dengan Israel.