Masing-masing terdiri dari sekitar 3.500 orang, yang diorganisir menjadi 7 hinga 10 batalion penembak jitu.
Unit-unit ini memenuhi berbagai peran dan secara kasar dianalogikan dengan US Army Rangers, US Special Forces, dan Navy SEAL.
Tidak seperti rekan-rekan Amerika mereka, beberapa unit ini mampu bertempur sebagai infanteri udara, serangan udara, atau angkatan laut konvensional.
Brigade penembak jitu dilatih dalam pengintaian strategis dan apa yang disebut misi aksi langsung termasuk misi pembunuhan, penggerebekan sasaran tingkat tinggi, sasaran militer dan ekonomi.
Juga melakukan misi sabotase, gangguan sistem cadangan Korea Selatan, pengiriman rahasia senjata gangguan massal (termasuk kemungkinan senjata radiologi), dan mengorganisir kampanye gerilya antipemerintah di Korea Selatan.
Mereka akan sering mengenakan seragam sipil, militer Korea Selatan, atau militer AS. Satu peleton yang terdiri dari 30 hingga 40 prajurit penembak jitu Angkatan Darat terdiri wanita yang dilatih melakukan operasi tempur berpakaian seperti warga sipil.
Biro Pengintaian mempertahankan empat batalion pengintai terpisah. Sangat terlatih dan terorganisir, batalion yang terdiri dari lima ratus orang ini dilatih untuk memimpin korps tentara melalui DMZ yang berbahaya.
Mereka kemungkinan besar memiliki pengetahuan yang detil, dan sangat rahasia, tentang pertahanan kawan dan musuh di zona demiliterisasi.
Batalion ke-5 diorganisir untuk tugas operasi luar negeri. Pasukan khusus pada umumnya dimaksudkan untuk beroperasi di belakang garis musuh, dan Korea Utara menggunakan banyak cara.
MeskiĀ begitu, teknik mereka seringkali dianggap using. Pasukan darat, salah satu cara yang jelas untuk menyusup ke Korea Selatan adalah melalui DMZ sepanjang 160 mil dan lebar 2,5 mil.
Terowongan lintas batas adalah satu cara cepat. Melalui laut, Pyongyang memiliki kemampuan untuk mengirimkan sekitar 5.000 prajurit dalam sekali trip.
Tetapi mereka bisa menggunakan segala sarana yang ada, mulai kapal komersial hingga kapal pendarat kelas Nampo, armada 130 hovercraft kelas Kongbang dan kapal selam pesisir Sang-O dan kapal selam cebol Yeono.
Melalui udara, Korea Utara memiliki armada yang terdiri dari 200 armada angkut Antonov An-2 Colt. Pesawat itu mampu terbang rendah dan lambat untuk menghindari radar.
Masing-masing pesawat An-2 dapat membawa hingga 12 prajurit komando, mendarat di permukaan yang tidak rusak atau menerjunkan mereka ke target mereka.