News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemilu AS 2020

Donald Trump Terus Gunakan “Kartu China” untuk Memikat Pemilih di Pilpres AS

Editor: Setya Krisna Sumarga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

RUSUH AS - Polisi antihuru-hara berusaha melindungi tubuhnya dari serangan massa pengunjukrasa di rangkaian demonstrasi Black Lives Matter di Amerika beberapa waktu lalu.

"Bersikap keras terhadap China tidak akan berubah tidak peduli siapa yang menang. Perbedaannya adalah apakah hubungan akan berubah menjadi konfrontasi antara orang-orang yang beradab, atau konfrontasi antara orang-orang yang beradab dan orang barbar," kata Li.

Tiga Kartu untuk Dimainkan

Selama empat hari terakhir dari konvensi GOP, kroni Trump menggambarkannya sebagai orang yang berempati, peduli pada wanita dan komunitas kulit hitam.

Namun, negara itu terus bergulat dengan perpecahan ras yang mematikan. Konvensi tersebut juga memperkuat ancaman pelanggaran hukum dan kekerasan di bawah kepemimpinan potensial Demokrat.

Dalam pidato Kamis malam waktu Washington, Trump bahkan mengklaim telah melakukan lebih banyak untuk komunitas Afrika-Amerika daripada presiden lainnya sejak Abraham Lincoln.

Namun, para analis mengatakan AS bergerak mundur di bidang hak asasi manusia, dan situasi saat ini bisa lebih buruk daripada 1968, ketika protes melanda Wisconsin setelah seorang petugas polisi menembak Jacob Blake di Kenosha pekan lalu.

Insiden tersebut terjadi setelah kematian George Floyd akibat kekejaman polisi, yang memicu protes nasional terhadap isu rasisme di AS.

"Untuk memenangkan pemilu, beberapa politisi bahkan melontarkan pernyataan ekstrem yang mengabaikan kebenaran," kata Li.

Sun Chenghao, asisten peneliti di Institute of American Studies of the China Institutes of Contemporary International Relations, mengatakan kepada Global Times, Trump memainkan tiga kartu dalam pemilihan.

Pertama menuduh Partai Demokrat sebagai sosialis, dan ahwa Biden akan mengubah AS menjadi negara sosialis. Kedua, menentang kebijakan Biden, dan yang terakhir memainkan "kartu China".

Biasanya pidato pencalonan adalah tentang pemetaan kebijakan negara dalam empat tahun ke depan, namun diplomasi bukanlah isu yang hangat.

Namun, taktik Trump adalah menghubungkan China dengan masalah AS, termasuk kontrol epidemi yang buruk dan kinerja ekonomi.

"Taktik ini berguna untuk mengkonsolidasikan basisnya, tetapi tidak begitu berguna untuk memenangkan pemilih yang mudah berubah," kata Sun.

Ditanya tentang pidato Trump dalam konvensi jika Biden menang, China akan "memiliki" AS, dan Trump menang, dia akan memindahkan bisnis Amerika dari China ke AS, juru bicara Kemenlu China, Zhao Lijian mengatakan, Pemilu AS urusan domestik Amerika.(Tribunnews.com/GlobalTimes/xna)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini