TRIBUNNEWS.COM - Sepasang suami istri asal India terpaksa menjual bayi mereka ke rumah sakit.
Hal ini dikarenakan mereka tidak bisa memenuhi biaya administrasi persalinan.
Dikutip dari Daily Mail, Shiv Charan dan istrinya Babita harus membayar biaya persalinan sebesar 35.000 rupee atau sekitar Rp 6,8 juta.
Babita melahirkan putranya itu dengan prosedur caesar di sebuah rumah sakit di Agra.
Baca: Ibu Kandung Jual Bayi Umur Sebulan Rp 3 Juta, demi Belikan HP untuk Anak Sulung
Baca: Oknum Bidan di Tulungagung Jual Bayi 6 Pasiennya yang Tak Mampu Bayar
Tagihan sebesar itu membuat keduanya kewalahan.
Bagaimana tidak, Shiv sehari-hari hanya bekerja sebagai tukang becak.
Alhasil, rumah sakit berinisiatif meminta Shiv dan istrinya agar mau menjual bayi tersebut.
Rumah sakit membelinya seharga 100.000 rupee atau Rp 19,6 juta untuk melunasi tagihan mereka.
Manajer rumah sakit, Seema Gupta mengatakan bahwa bayi laki-laki itu akan diadopsi bukannya dijual.
Baca: Ekonomi India Anjlok hingga -23,9 Persen, Jokowi Pernah Bilang Untung Indonesia Tidak Lockdown
Baca: Militer India Klaim Gagalkan Upaya Tentara China Duduki Wilayah Sengketa di Himalaya
Dia juga mengklaim bahwa Riv dan Babita sudah menandatangani persetujuan.
Riv dan Babita sebelumnya sudah memiliki lima anak.
Pekerjaan sehari-hari sebagai tukang becak, hanya menghasilkan uang 100 rupee (Rp 20 ribu) per hari untuk kehidupan mereka.
Selain itu, pabrik sepatu tempat putra sulung mereka bekerja ditutup karena Covid-19.
Meski tidak mampu membayar persalinan hingga bayinya dijual, Babita mengaku ingin membawa anaknya pulang.
Rumah sakit mengklaim bahwa Riv dan istrinya sudah menyelesaikan semua dokumen terkait bayi mereka.
Namun, Riv mengatakan bahwa dia dan istrinya tidak bisa membaca atau menulis dan semua dokumen itu disetujui dengan sidik jari.
Baca: Ruben Onsu Prihatin Anak Syahnaz Dicatut Akun Jual Bayi, Sarankan Ini Saat Mau Lapor Polisi
Baca: Seorang Wanita di Jakarta Timur Jual Bayi Temannya Rp 2 Juta di Facebook
Hakim setempat, Prahbu N Singh mengatakan, dugaan penjualan bayi itu akan diselidiki lebih lanjut.
Diyakini bayi-bayi yang dirawat di rumah sakit tersebut, akan dijual kepada orang tua yang ingin mengadopsi anak.
Sebelumnya pemerintah India telah memperingatkan adanya perdagangan bayi.
Transaksi seperti ini menyebabkan anak yang diadopsi tidak sah di mata hukum.
Baca: Ibu Berusia 100 Tahun di India Ditarik Anaknya Untuk Mengambil Uang Rp 278.000 di Bank
Baca: Viral Masker Berlapis Emas 18 Karat Bertabur 3.600 Berlian, Dijual dengan Harga Rp 22,1 Miliar
Akibatnya jumlah pasangan yang ingin mengadopsi lebih banyak daripada jumlah anak yang bisa diadopsi secara sah, kira-kira berbading 7:1.
Secara terpisah, negara bagian Rajasthan bulan ini meluncurkan upaya baru untuk menghentikan perdagangan anak lintas perbatasan.
Anak-anak yang diperjualbelikan itu berusia lebih tua dan ditujukan untuk menjadi pekerja anak.
Rajasthan terkenal dengan industri kerajinan tangan yang dikhawatirkan mempekerjakan anak dalam produksinya.
Otoritas khawatir ada peningkatan pekerja anak di bawah umur bila lockdown dilonggarkan.
Sejatinya mempekerjakan anak yang berusia di bawah 15 tahun di India adalah ilegal, tetapi anak-anak diizinkan untuk membantu bisnis keluarga di luar jam sekolah.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)