TRIBUNNEWS.COM, MOSKWA - Pemimpin oposisi Rusia, Alexei Navalny, diduga diracun dengan racun saraf Novichok ketika dia menaiki pesawat ke Siberia.
Fakta itu diungkapkan Jerman setelah mereka menggelar tes di laboratorium milik militer, atas permintaan rumah sakit tempat Navalny dirawat.
Klaim itu kemudian menimbulkan gelombang kecaman dari para pemimpin dunia, yang meminta Rusia untuk memberikan keterangan.
Baca: Update Alexei Navalny: Dokter Klaim Tak Temukan Jejak Racun di Tubuh Pemimpin Oposisi Rusia Itu
Dilansir dari berbagai sumber, berikut merupakan beberapa fakta terkait Novichok, racun saraf yang diduga dipakai ke Alexei Navalny.
1. Dikembangkan di Era Uni Soviet
Novichok, yang dalam bahasa Rusia berarti "pendatang baru", dikembangkan pada Uni Soviet, di faislitas berjarak 80 kilometer dari ibu kota Moskwa.
Dikutip dari Daily Mail Kamis (3/9/2020), racun itu disebut lebih kuat dari senjata kimia lain, bahkan bisa menembus masker gas dan pakaian pelindung.
George Braitberg, profesor pengobatan darurat di The University of Melbourne, Australia, menuturkan pengembannya terjadi pada periode 1970 sampai 1990-an.
"Dikenalnya pada sekitar periode 1990-an. Tetapi untuk penelitian dan pengembannya jelas beberapa tahun sebelumnya," kata Braitberg dikutip ABC.
Dia menerangkan, Soviet tentu ingin membuat senjata yang tidak masuk dalam kategori Konvensi Senjata Kimia, yang resmi beroperasi pada 29 April 1997.
Baca juga: Putin Minta Inggris Lupakan Kasus Sepele Racun Saraf Novichok
"Ketika Anda menerjemahkan Novichok itu berarti pendatang baru atau anak baru, yang berarti dia adalah racun saraf terbaru," paparnya.
2. Sangat mematikan dibanding senjata kimia lain
Serangkaian kelompok Novichok, yang diidentifikasi berdasarkan nomor 5,7, 8, dan 9 dikembangkan secara rahasia oleh Uni Soviet.
Senjata kimia dengan nama lain A-230 tersebut diklaim 5-8 lebih mematikan dari racun saraf lain seperti VX, dan disebut senyawa terhebat yang pernah dibuat Rusia.
VX adalah racun saraf yang dipakai untuk membunuh saudara tiri Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, Kim Jong Nam, di Malaysia 13 Februari 2017.
Profesor Gary Stephens, pakar farmakologi Universitas Reading dikutip dari pemberitaan Kompas.com 13 Maret 2018 berujar, keberadaannya bahkan lebih berbahaya dibanding gas Sarin.
Gas Sarin dikembangkan oleh Nazi Jerman pada akhir 1930-an yang awalnya merupakan pestisida. Sementara racun VX dibuat Inggris di 1950-an.
"Keberadaan Novichok sangat sulit untuk diidentifikasi. Racun ini juga sangat canggih daripada dua racun saraf lain," beber Stephens.
3. Seperti apa gejala orang yang terkena racun saraf itu?
Pada dasarnya, Novichok merupakan senjata kimia sangat beracun yang melemahkan detak jantung serta melumpuhkan otot pernapasan.
Jika digunakan dalam dosis kecil, orang yang terkena racun tersebut bisa mengalami kejang, lemah otot saraf, gagal hati, dan kerusakan organ lain.
Sementara jika dosisnya cukup, racun yang disebut hanya bisa digunakan dalam tataran militer itu bisa menyebabkan kematian bagi seseorang.
Benda itu disebut merupakan jenis racun yang bisa sangat cepat menyebar dalam tubuh, antara 30 detik sampai dua menit setelah korban menyentuh atau mengirupnya.
Beberapa jenis Novichok diciptakan untuk kebal terhadap penangkal racun saraf yang sudah dibuat oleh organisasi keamanan internasional.
4. Bentuk Novichok berbeda-beda
Keunggulan lain Novichok adalah bentuknya yang beragam. Beberapa varian memang berbentuk cair. Namun, ada juga yang padat hingga bubuk yang begitu halus.
Bahkan, beberapa varian racun Novichok dikabarkan merupakan "senjata biner". Artinya, mereka terdiri dari dua bahan yang tidak berbahaya.
Baca: Alexei Navalny Diduga Diracun dengan Racun Saraf Novichok, Apa Itu?
Novichok baru akan aktif sepenuhnya jika dicampur. Profesor Stephens berkata, jika terpisah, Novichok bukanlah barang berbahaya.
"Artinya, pengiriman bahan kimia ini menjadi lebih mudah. Sebab, kurir tidak akan menderita masalah kesehatan serius," beber Stephens.