News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemilu AS 2020

Trump Ingin Vaksin Covid-19 Tersedia Sebelum Pemilu AS, Kamala Harris: Hanya untuk 'Memoles' Citra

Penulis: Inza Maliana
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Donald Trump dan Kamala Harris

TRIBUNNEWS.COM - Kandidat Wakil Presiden dari Partai Demokrat AS Kamala Harris mengatakan, dirinya ragu atas potensi vaksin Covid-19.

Harris mengaku tidak akan mengambil kata-kata Presiden Donald Trump tentang potensi vaksin virus corona.

Menurutnya, Trump memiliki rekam jejak dalam menekan opini ahli tentang pandemi virus corona.

Oleh sebab itu, dirinya khawatir hal itu mungkin terjadi lagi dalam kasus vaksin prospektif ini.

"Saya tidak akan mempercayai Donald Trump," katanya dalam kutipan wawancara yang disiarkan oleh CNN pada Sabtu (5/9/2020).

Senator Kamala Harris, pasangan calon presiden Joe Biden, menghadiri pengarahan virus corona di studio darurat di Hotel DuPont pada 13 Agustus 2020 di Wilmington, Delaware. (Drew Angerer / GETTY IMAGES NORTH AMERICA / Getty Images via AFP)

Baca: Donald Trump Ejek Kamala Harris, Anggap Putrinya, Ivanka Trump, Lebih Baik

Ia juga menuturkan hanya akan yakin akan 'kemanjuran' vaksin jika seseorang yang kredibel yang menjaminnya.

"Aku tidak akan mempercayai kata-katanya begitu saja," imbuhnya, dikutip dari CNA, Minggu (6/9/2020).

Lebih lanjut, setidaknya 6,4 juta orang telah terinfeksi wabah virus corona di AS.

Wabah tersebut juga telah merenggut 192.818 nyawa, menurut penghitungan Worldometers.

Namun, Trump telah mengumumkan kemungkinan vaksin akan siap menjelang pemilihan presiden AS 3 November mendatang.

Presiden AS Donald Trump duduk dengan tangan bersilang saat diskusi meja bundar tentang Pembukaan Kembali Sekolah-Sekolah Amerika yang Aman selama pandemi, di Ruang Timur Gedung Putih pada 7 Juli 2020, di Washington, DC. (JIM WATSON / AFP)

Baca: Donald Trump Bantah Tuduhan Menyebut Tentara AS yang Gugur sebagai Pecundang, Ini Reaksi Joe Biden

Padahal, penanganan pemerintah AS terhadap wabah penyakit ini dinilai menjadi yang terburuk di dunia.

Terlebih, Trump memiliki rekam jejak kerap mengabaikan nasihat ilmiah.

Akhirnya beberapa ahli skeptis tentang uji coba vaksin karena vaksin juga harus mempelajari potensi efek samping pada berbagai orang sebelum mereka dapat memberikan putusan, dapat diselesaikan pada akhir tahun ini atau bahkan tahun depan.

Harris menduga, Trump mungkin menggunakan vaksin, tidak peduli seberapa vaksin belum teruji, hanya untuk 'memoles' citranya.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini