News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Trump Klaim AS Belum Miliki Bukti Keracunan Alexei Navalny: Kita Harus Fokus pada China, Bukan Rusia

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden AS Donald Trump berbicara kepada pers di Brady Briefing Room Gedung Putih di Washington, DC, pada 5 Agustus 2020. Facebook menghapus unggahan Trump yang menyebut bahwa anak-anak kebal terhadap Covid-19.

Tak lama, pihak rumah sakit yang merawat Navalny mengumumkan, tokoh oposisi Rusia tersebut diracun dengan zat saraf Novichok era Soviet.

Jerman dengan tegas meminta agar para pelaku mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Baca: Alexei Navalny Diduga Diracun dengan Racun Saraf Novichok, Apa Itu?

Baca: Jerman Ungkap Kritikus Presiden Vladimir Putin, Alexei Navalny Diracuni dengan Agen Saraf Novichok

Presiden Rusia Vladimir Putin berpidato di negara tersebut terkait wabah koronavirus di kediaman Novo-Ogaryovo di luar Moskow pada 25 Maret 2020. (AFP/Alexei Druzhinin/ SPUTNIK/AFP) (AFP/ALEXEI DRUZHININ)

Untuk diingat, Navalny, yang dikenal sebagai lawan paling populer dan menonjol Presiden Rusia Vladimir Putin, jatuh sakit dalam penerbangan dari Siberia bulan lalu.

Navalny kemudian dievakuasi ke Jerman untuk mendapat perawatan.

Dalam dua minggu terakhir, pria berusia 44 tahun itu mengalami koma yang diinduksi secara artifisial.

Namun, Jumat kemarin, Kremlin kembali membantah pihaknya bertanggung jawab atas insiden ini.

"Sejumlah teori termasuk keracunan telah dipertimbangkan sejak hari-hari pertama," kata juru bicara Putin Dmitry Peskov kepada wartawan.

 "Menurut dokter kami, teori ini belum terbukti," paparnya.

Baca: Menlu AS Mike Pompeo Sampaikan Keprihatinan atas Insiden Alexei Navalny, Kritikus Putin yang Diracun

Pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny berdiri di dekat aparat penegak hukum di lorong sebuah pusat bisnis, yang merupakan kantor Yayasan Anti-Korupsi (FBK) miliknya, di Moskow pada 26 Desember 2019. (Dimitar DILKOFF / AFP)

Para Pemimpin Dunia Mengkritik Insiden Alexei Navalny

Mengutip CNN, para pemimpin dunia, termasuk Kanselir Jerman Angela Merkel hingga Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengutuk insiden tersebut dan meminta jawaban dari pemerintah Rusia.

Dalam konferensi pers yang digelar Rabu (2/9/2020), Angela Mekel menyebut Alexei Navalny sebagai korban kejahatan.

"Mereka ingin membungkamnya dan saya mengutuk in idengan sekuat tenaga, juga atas nama seluruh pemerintah federal," tegas Merkel.

"Ada pertanyaan yang sangat serius sekarang, yang hanya bisa dijawab oleh pemerintah Rusia," tambah Merkel.

"Nasib Alexei Navalny mendapat banyak perhatian di seluruh dunia. Dunia akan menunggu jawaban," katanya.

Baca: Jerman Ungkap Kritikus Presiden Vladimir Putin, Alexei Navalny Diracuni dengan Agen Saraf Novichok

Pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny ambil bagian dalam pawai untuk mengenang pembunuhan kritikus Kremlin Boris Nemtsov di pusat kota Moskow pada 29 Februari 2020. (Kirill KUDRYAVTSEV / AFP)
Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini