Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi, dan Pariwisata Jepang telah memutuskan untuk mensubsidi biaya perusahaan bus di Jepang.
Perusahaan bus yang disubsidi adalah perusahaan yang memperkenalkan sistem dapat memberikan status kemacetan waktu nyata (real time) melalui ponsel cerdas dan perangkat lain untuk mengurangi kemacetan bus dan mencegah penyebaran virus corona baru.
"Beberapa perusahaan transportasi, seperti JR East, telah memperkenalkan sistem yang menggunakan sensor dan kamera untuk mengetahui status kemacetan di dalam kendaraan dan menyediakannya secara real time melalui smartphone dan perangkat lain," ungkap sumber Tribunnews.com, Selasa (22/9/2020).
Untuk mempopulerkan sistem seperti itu, Kementerian Pertanahan, Prasarana, Transportasi, dan Pariwisata pertama-tama memutuskan untuk mensubsidi hingga setengah dari biaya perkenalan bagi perusahaan bus dengan banyak usaha kecil.
Baca: Wanita Tertua di Jepang Nikmati Usianya yang ke-117 Tahun, Minum Coke dan Bermain dengan Para Lansia
Sejalan dengan hal tersebut, Kementerian Pertanahan, Prasarana, Transportasi dan Pariwisata telah menyusun pedoman yang memuat kewaspadaan saat memperkenalkan sistem.
Panduan tersebut mengharuskan ekspresi yang menunjukkan status kemacetan disatukan oleh kelompok industri, dan periode penyimpanan data video kamera sesingkat mungkin untuk melindungi informasi pribadi.
Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata berencana untuk mulai merekrut perusahaan bus yang ingin mengajukan bantuan paling cepat bulan depan.
Selain bus, kementerian juga sedang mempertimbangkan untuk memberikan subsidi hal yang sama bagi perusahaan kereta api di masa depan.
Sementara itu telah terbit Buku "Rahasia Ninja di Jepang", pertama di dunia cerita non-fiksi kehidupan Ninja di Jepang dalam bahasa Indonesia, silakan tanyakan ke: info@ninjaindonesia.com