News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Presiden Moon: Penembakan Warga Sipil Korsel oleh Tentara Korut Tak Dapat Ditoleransi

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Korea Selatan, Moon Jae In

Kantor Keamanan Nasional Gedung Biru kepresidenan Korea Selatan mengatakan pembunuhan itu adalah "kejahatan terhadap kemanusiaan."

Karena itu Korea Selatan menyerukan Korea Utara untuk meminta maaf dan berjanji untuk mencegah terulangnya insiden serupa di masa mendatang.

Mengutip sumber-sumber intelijen, militer mengatakan pria tak dikenal itu tampaknya telah diinterogasi di laut, sekitar 38 km (24 mil) dari tempat dia hilang, sebelum dia dieksekusi atas "perintah dari otoritas yang lebih tinggi".

Pasukan bertopeng kemudian menyiram tubuhnya dengan minyak dan membakarnya.

Militer mengatakan mengirim pesan pada Rabu (23/9/2020) ke Korea Utara melalui perbatasan darat menuntut penjelasan atas insiden itu. Tetapi Korea Selatan hingga kini belum menerima tanggapan dari Korea Utara.

"Militer kami sangat mengutuk kekejaman seperti itu, dan sangat menuntut Korea Utara memberikan penjelasan dan menghukum mereka yang bertanggung jawab," tegas Jenderal Ahn Young-ho, yang bertanggung jawab atas operasi di Kepala Staf Gabungan.

Komandan militer AS di Korea Selatan mengatakan bulan ini, pasukan Korea Utara telah diberi "perintah tembak mati" untuk mencegah virus corona memasuki negara itu.

Penegakan yang ketat terhadap perintah-perintah itu mungkin merupakan upaya untuk mencegah pandemi mengganggu parade militer besar yang direncanaksn akan diadakan pada 10 Oktober mendatang.

Sebelumnya pada Juli 2020, seorang pria yang telah membelot ke Korea Selatan tiga tahun lalu, memicu ketakutan akan virus corona ketika ia menyeberangi perbatasan yang dipantau ketat ke Korea Utara.

Kedatangannya mendorong para pejabat Korea Utara untuk menutup kota perbatasan dan mengkarantina ribuan orang karena kekhawatiran dia mungkin terjangkit virus corona, meskipun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kemudian mengatakan hasil tesnya tidak meyakinkan.(Yonhap/Reuters)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini