Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, KUALA LUMPUR - Raja Malaysia atau Yang di-Pertuan Agong Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah memiliki peran kunci untuk memutuskan apakah pemimpin oposisi Malaysia, Anwar Ibrahim akan dilantik menjadi perdana menteri yang baru Negeri Jiran.
Raja Malaysia berencana akan mengadakan audiensi dengan Anwar Ibrahim untuk membuktikan klaimnya mendapat dukungan mayoritas parlemen, setelah menunda pertemuan, pada Selasa (22/9/2020), karena alasan kesehatan.
Di sisi lain Perdana Menteri Muhyiddin Yassin telah menyatakan, ia masih perdana menteri yang sah dan mengecam upaya Anwar Ibrahim.
Baca: Babak Baru Politik Malaysia: Akankah Anwar Ibrahim Jadi Perdana Menteri yang Baru
Tiga Skenario Politik
The Straits Times menyebut ada tiga skenario politik yang dapat terjadi jika benar Anwar Ibrahim memiliki mayoritas parlemen seperti yang diklaimnya.
1. Menggelar Pemilu
Raja memiliki kekuasaan untuk membubarkan Parlemen, setelah itu pemilu harus diadakan dalam waktu 60 hari.
Apalagi anggota parlemen dari koalisi pemerintah dan oposisi telah menyerukan jajak pendapat cepat untuk menyelesaikan ketidakpastian politik.
2. Mengadakan Pemungutan Suara Kepercayaan di Parlemen
Raja dapat meminta Ketua Majelis Rendah untuk melakukan pemungutan suara untuk membuktikan klaim Anwar Ibrahim. Hal itu bisa dilakukan pada 2 November.
Oposisi telah berencana untuk menantang dukungan Muhyiddin di Parlemen selama berbulan-bulan, tetapi itu selalu gagal terealisasi.
Baca: UMNO tidak akan Halangi Kadernya di Parlemen Dukung Anwar Ibrahim Jadi PM Malaysia
Sebelumnya pemerintahan Perikatan Nasional pimpinan Perdana Menteri Muhyiddin Yassin hanya mengantongi mayoritas sangat tipis 113 kursi.
Berdasarkan berbagai sumber menyebut 120 parlementarian telah menyatakan dukungannya kepada suami Wan Azizah itu. Ada juga yang mengatakan 123 anggota parlemen.
Bahkan, ada sumber yang dekat dengan Anwar Ibrahim menyatakan kepada Malay Mail, Kamis (24/9/2020), dia memiliki minimal 129 dukungan hingga 138 suara parlemen.
Untuk diketahui perlu minimal 112 dari total 222 kursi di Dewan Rakyat untuk membentuk pemerintahan baru.
3. Menunjuk Perdana Menteri
Setelah mantan pemimpin Mahathir Mohamad tiba-tiba mengundurkan diri pada Februari lalu, Raja menghabiskan berhari-hari berbicara kepada masing-masing anggota parlemen untuk mencari tahu siapa yang mereka dukung, yang menyebabkan penunjukan Muhyiddin.
Kali ini, tidak ada kekosongan kepemimpinan, sehingga raja mungkin perlu mendesak perdana menteri saat ini untuk mundur jika Anwar memiliki dukungan dari mayoritas anggota parlemen di Parlemen. (The Straits Times/Malay Mail/The Star/Bernama)