Risiko itu terjadi pada Januari tahun ini, ketika Washington membunuh komandan militer Iran yang paling penting, Qassem Soleimani, dengan serangan drone di bandara Baghdad.
Iran merespons dengan rudal yang ditembakkan ke pangkalan AS di Irak.
Sejak itu, perdana menteri baru telah mengambil alih kekuasaan di Irak, didukung oleh Amerika Serikat, sementara Teheran masih mempertahankan hubungan dekat dengan gerakan bersenjata Syiah yang kuat.
Roket secara teratur terbang melintasi Tigris menuju kompleks diplomatik AS yang sangat dibentengi, yang dibangun untuk menjadi kedutaan besar terbesar AS di dunia, yakni di Baghdad tengah yang disebut Zona Hijau selama pendudukan AS setelah invasi tahun 2003.
Dalam beberapa minggu terakhir serangan roket di dekat kedutaan telah meningkat dan bom pinggir jalan menargetkan konvoi yang membawa peralatan ke koalisi militer yang dipimpin AS.
Dua sumber intelijen Irak mengatakan rencana untuk menarik diplomat Amerika belum terjadi, dan akan tergantung pada apakah pasukan keamanan Irak mampu melakukan pekerjaan yang lebih baik untuk menghentikan serangan.
Sumber intelijenbitu mengatakan mereka telah menerima perintah untuk mencegah serangan di situs AS, dan telah diberitahu bahwa evakuasi AS akan dimulai hanya jika upaya itu gagal.(Reuters)