Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, PARIS - Jumlah korban tewas akibat virus corona (Covid-19) di dunia, yang muncul kurang dari setahun yang lalu di China dan telah menyapu seluruh dunia, sudah melewati 1 juta orang pada Minggu (27/9/2020).
Berdasarkan perhitungan AFP menggunakan sumber resmi, per Minggu (27/9/2020) pukul 22.30 GMT atau Senin (28/9/2020) pagi WIB, jumlah kematian akibat Covid-19 mencapai 1.000.009 orang tewas dari 33.018.877 kasus positif Covid-19 yang tercatat.
Amerika Serikat memiliki jumlah kematian tertinggi dengan lebih dari 200.000 kasus kematian diikuti Brasil, India, Meksiko dan Inggris.
Pertengahan September tercatat rekor peningkatan kasus di sebagian besar wilayah. Bahkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan kematian akibat virus bahkan bisa dua kali lipat menjadi 2 juta, jika tanpa dibarengi tindakan kolektif dunia.
Baca: Doni Monardo : Tak Ada Sejengkal Tanah pun yang Aman di Zona Pandemi Covid-19
"Satu juta adalah angka yang mengerikan dan kita perlu merenungkan itu sebelum kita mulai mempertimbangkan dua juta," ujar direktur darurat WHO Michael Ryan kepada wartawan.
"Apakah kita siap secara kolektif untuk melakukan apa yang diperlukan untuk menghindari angka itu?"
Baca: IDI: 123 Dokter di Indonesia Meninggal Dunia Terkait Covid-19
Bagi sopir truk di Italia Carlo Chiodi angka-angka kematian itu menyesakkan hatinya, karena itu termasuk kedua orang tuanya.
"Apa yang saya alami adalah bahwa saya melihat ayah saya berjalan keluar dari rumah, masuk ke ambulans, dan yang bisa saya katakan kepadanya adalah 'selamat tinggal'," kata Chiodi, 50.
"Aku menyesal tidak mengatakan 'Aku mencintaimu' dan aku menyesal tidak memeluknya. Itu masih menyakitkan saya," katanya kepada AFP.
Pandemi ini telah menghancurkan ekonomi global, ketegangan geopolitik dan kehidupan yang meningkat, dari daerah kumuh India dan hutan Brasil ke kota terbesar Amerika New York.
Olahraga dunia, hiburan langsung dan perjalanan ke tempat wisata dunia terhenti, penonton dan wisatawan dipaksa untuk tinggal di rumah, disertai langkah-langkah ketat yang diberlakukan untuk mengekang penyebaran virus.
Kontrol ketat yang menempatkan lebih dari 4 miliar orang - di bawah aturan penguncian atau lockdown pada awal pandemi sejak April guna memperlambat lajunya. Tetapi ketika pembatasan dipermudah, kasus telah melonjak lagi.
Di sisi lain, para ilmuwan masih berlomba untuk menemukan vaksin yang efektif untuk membasmi Covid-19.