Pemerintah juga kembali dipaksa untuk mekukan langkah-langkah pembatasan untuk memperlambat penyebaran penyakit, sementara sisi lainnya itu akan menyakiti ekonomi dan bisnis yang sudah terguncang.
Dana Moneter Internasional (IMF) awal tahun ini memperingatkan bahwa pergolakan ekonomi dapat menyebabkan "krisis tidak" karena produk domestik bruto dunia runtuh.
Eropa, yang dilanda gelombang pertama, sekarang menghadapi lonjakan kasus lain, dengan Paris, London dan Madrid semua dipaksa untuk kembali memperketat pergerakan manusia gun memperlambat kasus yang dapat mengancam rumah sakit kelebihan beban.
Masker dan social distancing di toko-toko, kafe dan transportasi umum sekarang menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari di banyak kota.
Virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan penyakit yang dikenal sebagai Covid-19, pertama kali diketahui muncul di kota Wuhan, China, pada Desember 2019.
Bagaimana sampai bisa muncul di Wuhan? Hingga kini masih belum jelas tetapi para ilmuwan berpikir itu berasal dari kelelawar dan bisa ditularkan ke orang-orang melalui mamalia lain.
Wuhan ditutup pada bulan Januari lalu, ketika negara-negara lain memandang tidak percaya pada kebijakan kejam China menutup kota itu.
Pada 11 Maret 2020, virus telah muncul di lebih dari 100 negara dan WHO menyatakan pandemi.
Kini, Senin (28/9/2020) pukul 10.57 WIB, Worldometers merilis data total kasus positif Covid-19 di dunia telah mencapai 33.306.022.
Sementara virua ini telah merenggut nyawa 1.002.389 orang di dunia, dan 24.637.458 pasien sembuh dari Covid-19.(AFP/Channel News Asia)