TRIBUNNEWS.COM - Amy Coney Barrett, calon Hakim Agung Amerika Serikat (AS) yang diusung Donald Trump diduga memiliki hubungan dekat dengan People of Praise.
Untuk diketahui, People of Praise merupakan kelompok agama kristen karismatik yang berbasis di Indiana, Amerika Serikat.
Mantan anggota People of Praise mengatakan, kelompok tersebut mengajarkan, istri harus tunduk pada keinginan suami.
Mengutip Al Jazeera, hakim pengadilan banding itu belum berkomentar secara terbuka tentang keterlibatannya sendiri atau keluarganya dalam People of Praise.
Sementara itu, Juru bicara People of Praise juga menolak untuk mengatakan apakah dia dan suaminya adalah anggota mereka saat ini.
Baca: 6 Calon Hakim Agung Lolos Seleksi Administrasi
Baca: Pemilu AS 2020: 4 Hal yang Dipelajari dari Debat Pertama Trump-Biden
Namun, menurut catatan pajak organisasi nirlaba dan dokumen lain yang ditinjau Associated Press menunjukkan, wanita 48 tahun yang dibesarkan di New Orleans dan keluarganya memiliki keterkaitan kuat dengan People of Praise.
Pada 2017, Barret menjabat sebagai wali di Sekolah Trinity.
Baca: 30 Orang Calon Hakim Agung dan Hakim Ad Hoc MA Lulus Seleksi Kualitas
Baca: Debat Perdana Trump Vs Biden: Mendebat Pemcalonan Hakim Agung Pilihan Trump, Amy Coney Barrett.
Menurut ketua sistem sekolah, hanya anggota kelompok People of Praise-lah yang dapat bertugas sebagai dewan sekolah.
Kantor berita AP News juga meninjau majalah internasional yang diterbitkan 15 tahun lalu, Vine and Branches.
Artikel itu memberikan informasi seperti data kelahiran, foto dan beberapa hal mengenai Barret dan sang suami, Jesse.
Diduga keluarganya telah aktif dalam kelompok tersebut dalam kurun waktu 40 tahun.
Namun, pada Jumat kemarin, semua edisi majalah telah dihapus dari situs kelompok People of Praise.
Baca: Debat Calon Presiden AS Memanas, Biden Sempat Ucapkan Insya Allah
Baca: Hakim Agung Ruth Bader Ginsburg Meninggal Dunia, Donald Trump Sebut Penggantinya Nanti juga Wanita
Baca: Hakim Agung AS Ruth Bader Ginsburg Meninggal Dunia di Usia 87 karena Komplikasi Kanker Pankreas
Sekilas tentang People of Praise
People of Praise adalah komunitas religi yang didasarkan pada agama Kristen karismatik, sebuah gerakan yang tumbuh dari pengaruh Pantekostalisme, yang menekankan hubungan pribadi dengan Yesus dan dapat mencakup baptisan Roh Kudus dan berbicara dalam bahasa roh.
Kelompok tersebut mengatur dan bertemu di luar lingkup gereja dan termasuk orang-orang dari beberapa denominasi Kristen, tetapi anggotanya sebagian besar adalah Katolik Roma.
Afiliasi Barrett dengan kelompok agama konservatif yang mengangkat peran laki-laki telah menarik perhatian khusus, mengingat dia akan mengisi kursi pengadilan tinggi.
Kursi tersebut sebelumnya dipegang oleh Hakim Ruth Bader Ginsburg, ikon feminis yang menghabiskan karier hukumnya memperjuangkan perempuan untuk memiliki kesetaraan penuh.
Sebaliknya, Barret dielu-elukan oleh kaum konservatif religius sebagai pewaris ideologis almarhum Hakim Antonin Scalia, penentang hak-hak aborsi yang gigih untuknya sebagai pengacara muda.
Baca: Tiga Roket Hantam Sasaran Dekat Pangkalan AS di Irak Utara
Baca: Pelita Samudera Raih Pinjaman 20 Juta Dollar AS untuk Ekspansi Armada
Filosofi Bersama
Saat menerima pencalonan Trump pada Sabtu, ibu tujuh anak yang beragama Katolik itu mengatakan, dia memiliki filosofi peradilan Scalia.
"Seorang hakim harus menerapkan hukum seperti yang tertulis," kata Barrett.
“Hakim bukanlah pembuat kebijakan, dan mereka harus tegas dalam mengesampingkan pandangan kebijakan yang mungkin mereka pegang," tambahnya.
Para pendukung Barrett mencoba untuk membingkai pertanyaan tentang keterlibatannya dalam People of Praise sebagai kefanatikan anti-Katolik menjelang dengar pendapat nominasi Senat yang akan datang.
Beberapa orang yang akrab dengan People of Praise, termasuk beberapa anggota saat ini, mengatakan kepada kantor berita AP bahwa kelompok tersebut telah disalahpahami.
Mereka menyebutnya persekutuan Kristen, berfokus pada pembangunan komunitas.
Baca: Ditutup Menguat, Rupiah Berada di Level Rp 14.880 per Dolar AS, Rabu 30 September 2020
Baca: Pemilu AS 2020: 4 Hal yang Dipelajari dari Debat Pertama Trump-Biden
Salah satu anggota menggambarkannya sebagai "keluarga", yang berkomitmen satu sama lain dalam saling mendukung dan hidup bersama.
Tetapi kelompok itu juga digambarkan oleh beberapa mantan anggotanya, dan dalam buku, blog, dan laporan berita, sebagai hierarkis, otoriter dan mengontrol.
Di mana pria mendominasi istri, pemimpin mendikte pilihan hidup anggota dan mereka yang pergi dijauhi.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)